fbpx
Menu
Suara Santri Suara Hati

BIJI DURIAN JUMADIL KUBRO

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM
SORBANSANTRI.COM

Kisah tentang Sjech Jumadil Kubro sebagai penyebar generasi awal tidaklah banyak. Tentu tidaklah mungkin tokoh sebesar beliau tidak memiliki cerita sejenis mitos yang banyak kita jumpai ada disekitar para wali. Tetapi jejak kewaliannya malah ada di China.

Alkisah, seorang muslim mendarat di negeri China. Tokoh itu ikut kapal dari negeri Gujarat di tanah India. Perahu dagang China dan India memang telah memiliki jalur laut untuk melakukan niaga, selain ada jalur darat yang dikenal sebagai jalur sutera. Para pedagang muslim memang menjadikan Gujarat sebagai pangkalan dagang ke berbagai penjuru.

Diketahui orang muslim itu bernama Sjech Jumadil Akbar atau Jumadil Kubro. Dia telah banyak berkelana di daerah India untuk menyebarkan risalah Islam pada penduduk negeri yang belum Islam. Sebagai tokoh yang namanya sudah kondang maka Jumadil Kubro memiliki banyak relasi dari kalangan atas, baik pejabat maupun saudagar. Salah seorang saudagar kenalannya bersedia memberi tumpangan ke negeri China. Bahkan saudagar tersebut tidak berkeberatan mengenalkannya dengan penguasa negeri China.

Seperti lazimnya, rombongan saudagar segera menghadap penguasa pelabuhan untuk mendapat ijin kapalnya bersandar. Setelah itu dia akan sowan pada penguasa guna menyerahkan upeti demi mendapatkan ijin menjual barang dan membeli komoditi untuk dibawa pulang. Saat menyerahkan upeti itulah Jumadil Kubro ikut serta.

Singkat cerita, Jumadil Kubro menyampaikan maksudnya untuk menyampaikan tentang Agama Islam yang akan disyiarkannya ke penduduk Kota Raja. Pada akhirnya Jumadil Kubro juga mengajak agar Kaisar menjadi pemeluk Islam.

Kaisar China terperanjat karena ada orang yang berani menyebut bila raja China adalah orang biasa seperti lainnya. Kaisar China mempercayai bila dirinya adalah penguasa keturunan langsung dari para dewa. Kekuasaan yang ada di tangannya adalah kekuasaan turunan yang harus disembah seperti rakyat menyembah dewa. Dalam pikirannya akan kehilangan martabat bila dirinya ikut menjadi muslim. Agama Islam memandang semua manusia sama dengan pembeda pada nilai ketaqwaannya.

Baca Juga  JAS HIJAU YANG HILANG DI ORDE BARU

Situasi memanas karena Kaisar seolah merasa ditantang oleh tamunya itu. Bila orang itu diijinkan berkeliaran di negaranya tentu akan menjadi api yang jika membesar akan membakar kekuasaannya. Pun demikian pula dengan Jumadil Kubro yang berpikir jika sudah tidak mungkin menjalankan dakwah saat penguasa sudah ada kecurigaan. Firasatnya, Kaisar China akan menghalangi dirinya dengan berbagai cara.

Untuk menunjukkan siapa yang benar apakah Kaisar sebagai putra dewa ataukah Jumadil Kubro yang membawa kebenaran agama, maka Kaisar membuat uji kesaktian. Dia memiliki biji buah durian yang disebutnya sebagai buah paling nikmat di dunia. Kaisar ingin sekali memiliki tanaman durian di istananya. Tetapi biji durian itu tidak pernah bisa tumbuh karena memang habitatnya di daerah panas atau tropis.

“Jika tuan bisa menanam biji durian ini hingga tumbuh di sini, saya akan ijinkan tuan menyebarkan Agama Islam di negeri China. Bahkan saya tidak berkeberatan ikut Agama tuan”. Tantang Kaisar China.

“Baiklah, saya bersedia menanam biji durian itu. Saya akan berdoa pada Allah agar biji itu segera tumbuh di tuan Kaisar”. Balas Jumadil Kubro.

“Ingat selama biji itu belum tumbuh tuan dilarang keluar dari wilayah pelabuhan”, ujar Kaisar mengingatkan.

Dengan disaksikan oleh para petinggi , Jumadil Kubro menuju alun-alun depan Istana Kaisar. Tangannya menggali tanah dan meletakkan biji durian yang dia terima dari Kaisar. Saat biji ditimbuni serta disiram air, saat itulah Jumadil Kubro memanjatkan doa agar biji durian menjadi jalan turunnya hidayah bagi rakyat negeri China.

Baca Juga  Beda ASWAJA NU - wahabi tanggapi Maulid Nabi

Sesuai kesepakatan, Jumadil Kubro hanya boleh tinggal di sekitar pelabuhan saja. Namun Jumadil Kubro tidak menunggu hingga biji durian itu tumbuh. Dia tahu jika Kaisar tidak akan pernah mau menerima ajaran Islam yang akan menurunkan derajatnya dihadapan rakyat yang bertahun-tahun memuliakan Kaisar seperti dewa. Jumadil Kubro keluar dari negeri China.

Beberapa kemudian, Istana Kaisar menjadi gempar. Di alun-alun ada pohon durian tumbuh. Pertumbuhan pohon baru itu juga cepat membesar. Kaisar menjadi bimbang, dalam hatinya mengakui kebenaran ajaran agama yang di dengarnya dari Jumadil Kubro. Biji durian itu menjadi bukti betapa doa Jumadil Kubro lebih didengar dari pada doanya. Walaupun pengalaman dan logika sulit biji durian itu hidup di tanah China yang memiliki iklim dingin, tetapi Kaisar kuatir bila dirinya kalah bertaruh dengan Jumadil Kubro.

Biji Durian itu bukan hanya persoalan siapa yang benar, lebih jauh lagi biji durian itu menyangkut kepercayaan. Jika rakyat tahu Kaisar kalah tentu akibatnya bisa melunturkan kepercayaan pada dirinya selaku putra dewa. Kaisar China lalu melakukan ritual agar dewa tidak memberi kehidupan pada biji durian tersebut. Namun kini dia melihat sendiri ada pohon durian dekat istananya.

Kaisar segera memerintahkan patih agar mencari Jumadil Kubro di pelabuhan. Tentu saja Patih tidak menemukannya karena orang di pelabuhan bilang jika Jumadil Kubro sudah pergi meninggalkan China. Dia ikut menumpang kapal dagang milik orang . (Red. M.Ha)

Sumber: Serpihan Catatan Ayuhanafiq

  • Bagikan
Situs ini melarang klik kanan
Maaf, situs ini mematikan pilihan