Washington, D.C. – Tuduhan bahwa Amerika Serikat (AS) berperan dalam memperbesar risiko konflik global muncul dari sejumlah analis internasional yang menyoroti kebijakan luar negeri AS terkait Ukraina dan Korea Utara. Kritik ini menyebut bahwa dukungan AS terhadap Ukraina di tengah perang dengan Rusia, bersamaan dengan ketegangan dengan Korea Utara, telah meningkatkan risiko eskalasi konflik antar negara.
Dalam laporan terbaru, beberapa pengamat mengungkapkan bahwa dukungan militer dan keuangan yang diberikan AS kepada Ukraina dapat memancing negara lain untuk terlibat secara lebih aktif di zona konflik tersebut. Selain itu, di Asia Timur, peningkatan tekanan AS terhadap Korea Utara justru memicu negara pimpinan Kim Jong-un itu untuk melakukan uji coba nuklir dan rudal balistik yang semakin agresif.
“Kebijakan AS yang secara tegas mendukung Ukraina mungkin di satu sisi ingin menghalangi dominasi Rusia, tetapi juga mempengaruhi negara-negara seperti Korea Utara untuk menunjukkan kekuatannya,” kata Robert A. Miller, pakar keamanan internasional dari Washington. Miller menambahkan bahwa situasi ini berpotensi menciptakan konflik berskala lebih besar di masa depan jika tidak dihadapi dengan pendekatan diplomasi.
Di lain pihak, beberapa pihak di AS membela kebijakan tersebut, menegaskan bahwa upaya mereka hanya bertujuan untuk mempertahankan tatanan dunia yang stabil dan mencegah kekuatan besar lainnya, seperti Rusia dan Korea Utara, mendominasi kawasan mereka. Mereka juga menggarisbawahi bahwa dukungan terhadap Ukraina adalah langkah penting untuk menjaga kedaulatan negara tersebut di tengah ancaman aneksasi dari Rusia.
Meski demikian, beberapa pengamat tetap mengkhawatirkan potensi konflik multi-kawasan yang dapat pecah seiring dengan situasi yang memanas di Eropa Timur dan Semenanjung Korea.