Serangan pesawat tak berawak menewaskan tiga orang di titik pengisian telepon di kamp pengungsi Shati Gaza

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM
Inas Al-Ghoul, seorang insinyur Palestina, memeriksa sistem desalinasi air tenaga surya yang dibangunnya sebagai tanggapan atas krisis air di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan. [File: Hatem Khaled/Reuters]

Sorbansantri.com, – Serangan pesawat tak berawak Israel pada Sabtu (21/12) menargetkan sekelompok warga yang sedang berkumpul di sebuah titik pengisian daya telepon dan distribusi internet di Kamp Pengungsi Shati, Gaza Utara. Menurut mata, tempat ini merupakan satu-satunya lokasi di kamp tersebut yang menyediakan fasilitas pengisian daya dan koneksi internet, memungkinkan warga untuk berkomunikasi dengan mereka yang mengungsi ke bagian tengah dan selatan .

Akibat serangan tersebut, tiga orang dilaporkan tewas di lokasi. “Ini serangan ketiga dari jenis ini yang kami saksikan dalam beberapa minggu terakhir,” ujar seorang saksi yang tidak ingin disebutkan namanya. Serangan serupa sebelumnya terjadi di bagian lain Kota Gaza, termasuk wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza, pada minggu-minggu awal konflik yang oleh banyak pihak disebut sebagai perang .

Titik Konektivitas Jadi Sasaran

Serangan ini menyoroti bagaimana militer Israel secara sengaja menargetkan fasilitas yang menjadi tumpuan warga Palestina untuk tetap terhubung dengan dunia luar. Dengan hilangnya akses listrik di sebagian besar wilayah Gaza akibat pembangkit listrik utama di daerah pusat, warga kini sangat bergantung pada panel surya dan generator listrik. Namun, bahan bakar untuk menjalankan generator tersebut telah diblokir masuk melalui penyeberangan Karem Abu Salem selama lebih dari tiga bulan terakhir.

Baca Juga  PELANTIKAN PIMPINAN ISNU PAC SE-KAB. MOJOKERTO 2021-2024

“Warga di kamp ini sangat membutuhkan tempat-tempat seperti ini untuk mengisi daya ponsel mereka dan mengakses internet. Tanpa itu, mereka kehilangan satu-satunya cara untuk mengetahui kabar keluarga mereka atau meminta bantuan,” tambah saksi tersebut.

Krisis Listrik Parah di Gaza

Blokade bahan bakar dan pemboman pembangkit listrik telah memperburuk kondisi kehidupan di Jalur Gaza. Sebagian besar wilayah kini hidup tanpa listrik, dan warga hanya mengandalkan sumber daya alternatif yang terbatas. Panel surya dan generator listrik yang tersedia pun tidak dapat berfungsi optimal tanpa pasokan bahan bakar yang cukup.

Serangan terhadap titik-titik konektivitas semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang dialami oleh warga Palestina di Gaza. Ini bukan hanya soal akses komunikasi, tetapi juga tentang kemampuan mereka untuk mendapatkan informasi penting dan menyampaikan kondisi darurat ke dunia luar.

Baca Juga  Spanyol Secara Resmi Mengakui Palestina Sebagai Negara

“Apa yang terjadi di sini adalah upaya sistematis untuk memutus kami dari dunia,” kata seorang warga yang kehilangan anggota keluarganya dalam serangan tersebut.

Sementara itu, komunitas internasional terus menyerukan penghentian dan akses kemanusiaan yang lebih luas ke Jalur Gaza. Namun, hingga kini, kondisi di lapangan semakin memburuk, dengan warga sipil menjadi korban utama konflik yang tak kunjung usai. (AI Sorban)

@beritasorban Serangan pesawat tak berawak Israel kembali menghantam Gaza Utara, kali ini menargetkan satu-satunya titik pengisian daya dan internet di Kamp Pengungsi Shati. Serangan ini menewaskan tiga orang dan memutus komunikasi warga yang terjebak dalam krisis. Dengan pembangkit listrik utama yang hancur, Gaza kini tenggelam dalam kegelapan, bergantung pada panel surya dan generator tanpa bahan bakar. Ini bukan serangan pertama terhadap fasilitas konektivitas. Selama tiga bulan terakhir, blokade bahan bakar semakin memperburuk kehidupan warga yang sudah menderita. Apakah dunia akan terus diam? Suarakan untuk Gaza. Sorbansantri.com Melaporkan! santri.. Suara Hati. #SaveGaza #StopKekerasan #fyppppppppppppppppppppppp ♬ suara asli – Sorban Santri
  • Bagikan

Pesan Bijak