Sorbansantri.com – Dalam sebuah penelusuran tajam terhadap dinamika politik, terungkaplah praktik-praktik yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Ahlussunnah wal Jama’ah (ASWJ). Para pengamat politik telah mengidentifikasi sejumlah ciri khas yang menggambarkan perilaku politik yang menyimpang dari ajaran agama dan tradisi kebijaksanaan yang dianut oleh ASWJ.
Salah satu ciri yang mencolok adalah pragmatisme yang berlebihan dalam mencapai tujuan politik. Para politisi yang terjerumus dalam perilaku ini cenderung mengabaikan prinsip-prinsip moral dan etika, serta melakukan tindakan-tindakan yang tidak bermartabat demi kepentingan pribadi atau kelompok. Mereka memanfaatkan politik sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan dan kekayaan, tanpa memperhatikan dampak negatifnya pada masyarakat.
Selain itu, intoleransi dan fanatisme juga menjadi ciri khas yang bertentangan dengan semangat inklusivitas yang dianut oleh ASWJ. Beberapa aktor politik menggunakan retorika yang memecah belah masyarakat, memanfaatkan isu-isu sensitif seperti agama dan etnis untuk mencapai tujuan politik mereka. Sikap eksklusif dan menutup diri terhadap pandangan dan kepentingan yang berbeda menjadi pola perilaku yang merugikan bagi keberlangsungan harmoni sosial.
Tidak hanya itu, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan juga menjadi ciri khas yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan keberpihakan kepada rakyat yang dianjurkan oleh ASWJ. Praktik-praktik ini merugikan masyarakat secara langsung dengan mencuri sumber daya dan kesempatan yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan bersama.
Dalam menghadapi realitas politik yang demikian, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan praktik-praktik yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan tradisi kebijaksanaan yang dijunjung tinggi oleh ASWJ. Hanya dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang berkeadilan dan berdamaian sesuai dengan visi yang diperjuangkan oleh Ahlussunnah wal Jama’ah.(AI Sorban)