fbpx

Jaman Kosok Balen

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM
Ilustrasi lamaran pernikahan. (Foto : pixabay)

disertai rintik hujan, duduk di kursi teras menikmati lalu-lalang orang dengan segala tujuannya. Sendiri ditemani secangkir teh hangat, tidak ngopi sebab sudah akrab dan berteman dengan asam lambung.

Sembari mencari inspirasi untuk bahan tulisan, scroll sosial media dari Ig, Facebook, hingga story wa dipenuhi moment melepas masa lajang. Dari foto dipelaminan hingga jasa sewa paket lamaran beserta hantaran.

Belum lagi tetangga juga sibuk mencari hari baik untuk menggelar hajatan mereka, sibuk mempersiapkan segala pernak pernik pernikahan.

Ambil saja proses lamaran betapa ruwetnya tetangga meski bukan pemilik hajat mereka pun bingung memilih baju terbaik untuk ikut lamaran.

Entah apa yang mendasari mereka ikut melaksanakan lamaran berbondong bondong, apakah untuk merayakan momen bahagia atau hanya momen survei mertua untuk dijadikan bahan ghibah di tukang sayur, begitu pun sang mempelai sibuk mempersiapkan decor estetik agar saat di-posting di sosmed dengan caption lamaran day.

Jadi ingat satu kutipan tentang lamaran

( أسروا الخطبة وأَعْلِنُوا النِّكَاحَ )

“Rahasiakanlah tunangan dan umumkanlah pernikahan”.

Dari kutipan tersebut jadi mikir apakah orang sekarang tidak paham rawan nya sebuah lamaran yang di umumkan besar- besaran, mulai dari gunjingan tetangga yang ikut lamaran lantaran rumah calon besan tidak semewah yang difikirkan.

Baca Juga  PERTEMUAN INFOKOM BANSER NU DENGAN KETUA PC GP ANSOR KABUPATEN MOJOKERTO

Seperti layaknya setan dengan ribuan cara bagaimana menggagalkan proses tersebut.

Banyak juga kasus yang mencuat hilangnya mempelai menjelang hari H pernikahan, jika ditarik dari logika kutipan tersebut ada betulnya, proses lamaran menuju hari H tidak mudah kadang dimulai dari finansial turun drastis godaan dari lawan jenis yang datang.

Lebih parah munculnya rasa bosan, ditakutkan apabila lamaran di umumkan besar besaran adalah batalnya acara pernikahan setelah kedua belah pihak bertemu. Dimasyarakat akan digoreng dan di ingat sebagai aib.

Selevel dengan aib hamil duluan karena kehujanan saat hari kelulusan. Kadang bingung juga, di sekolah dikasih pelajaran pacaran itu haram tapi yang jomblo di bully hingga bunuh diri. Yang mengajak halal di suguhkan mahar berjuta-juta tapi yang ngajak pacaran cukup mie ayam sebungkus sebagai tanda izin.

Setelah diobok obok bilangnya beda prinsip dan ditinggalkan tanpa rasa bersalah. Drama fyp macam apa ini.

Setelah perihal pernikahan yang muncul di fyp adalah banyak nya konten kreator menghamburkan uang untuk konten tidak berfaedah.

Niatnya untuk meningkatkan followers semata dampaknya adalah banyak anak- remaja terserang trend dari seorang konten kreator dengan mengikuti gaya hidup mereka bahkan menuhankan sang artis saling serang antar fans.

Baca Juga  Pengantin Baru Memasuki Babak Baru dalam Kehidupan

Sedangkan panggilan Tuhan pun hanya dijadikan jam istirahat kerja dan penanda berbuka puasa.

Saat ini sedang booming adalah banyak nya kasus besar- besaran apabila di alokasikan bisa membiayai makan gratis se antero negeri.

Kadang mikir juga apakah mantan sarjana takut miskin hingga yang difikirkan hanyalah bagaimana memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan darimana sumber nya.

Secara kasar tidak percaya bahwa hari esok telah diatur yang mahakuasa dengan begitu indahnya.

Sehingga mengambil semuanya secara rakus membabi buta. Dunia kerjapun tidak luput dari sisi gelapnya.

Entahlah kenapa dunia kerja sekarang didominasi lowongan daripada laki-laki apakah ini efek emansipasi ? Banyak kasus perceraian yang didasari faktor ekonomi.

Banyak perempuan menuntut perekonomian tercukupi sedangkan para lelaki di bingungkan loker didominasi perempuan.

Mau berwirausaha kadang pasangan tidak kuat mental. Pada akhirnya mengambil jalan hitam promo di aplikasi hijau bermodalkan rebahan dikasur – bunga.

Entahlah apa yang sedang terjadi dunia seperti berisi kebalikan semua cara hitam sangat mudah dilakukan sedangkan cara yang ditunjukkan Tuhan seperti di bara api.

Kadang juga berfikir dunia semakin maju dan benderang tapi Tuhan kehilangan makna didalam nurani umatnya. (Yogi).

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan