Sikap diam RA juga terlihat ketika bendera HTI dibakar dan Nahdlatul Ulama (NU) beserta para kiai diserang. RA tidak hanya tidak membela NU, tetapi beberapa anggotanya justru ikut menyalahkan NU. Saat konsep Islam Nusantara diserang, termasuk oleh Ketua Robitohnya Taufiq Assegaf, RA tetap tidak mengambil langkah tegas. Bahkan ketika Fiqih Peradaban yang digagas KH. Yahya Cholil Staquf diserang, RA kembali diam.
Kesimpulannya, RA tidak menunjukkan keberpihakan yang jelas terhadap Pancasila dan seringkali membiarkan serangan terhadap NU tanpa mengambil tindakan. Padahal, jika para habaib ingin mengikuti regulasi NU, mereka harus meninggalkan identitas Robitohnya dan mengikuti garis perjuangan serta kebijakan NU yang telah tercantum dalam AD/ART.
Sejarah menunjukkan bahwa sikap tidak tegas RA dalam menghadapi ancaman ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan perjuangan NU telah berulang kali merugikan bangsa ini. Kini, dengan adanya anggota RA yang diangkat menjadi mustasyar di PBNU, situasi menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan ketegasan dari semua pihak untuk menjaga keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan mengikuti garis perjuangan NU.