sorbansantri.com – Diantara cara yang digunakan para pinisepuh untuk menjaga silaturahmi dengan sanak saudara dan sahabat adalah dengan mengadakan pertemuan “Selapanan“. Selapanan ini biasanya diadakan secara bergilir dari satu rumah keluarga ke rumah keluarga lain setiap selapan ndina sekali. Misalnya, malam ini Jum’at Wage di rumah Kang Solikin, maka Jum’at Wage berikutnya (35 hari kemudian) akan digelar di rumah saudara yang lain. Hal ini dilakukan dengan perhitungan agar jarak waktunya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lama. Dengan begitu, sesama saudara tumbuh rasa kangen dan terhindar dari rasa bosan.
Acara selapanan ini dikemas sederhana, ala kadarnya, dengan isi njagong biasa, saling bertukar kabar, dan guyonan. Agar acaranya lebih terarah, biasanya para tetua mengawalinya dengan doa bersama, disambung dengan Marhabanan yang membuat suasana menjadi regeng gayeng (hangat dan meriah).
Dengan selapanan seperti ini, biasanya kekeluargaan dan persahabatan menjadi lebih akrab dan saling srawung (bergaul). Tradisi ini bukan hanya sekedar berkumpul, tetapi juga mempererat hubungan antar keluarga dan menjaga kebersamaan yang sudah terjalin sejak lama.
Oleh: Tim SorbanSantri.com