fbpx

Masa Kecil Gus Dur: Bandel tapi Cerdas

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM
Foto kecil KH. Abdrrohman Wachid atau Gus Dus

Di balik kenakalannya, Gus Dur yang sangat dan maniak membaca. Dalam bukunya “Gus Gerr: Bapak Pluralisme & Guru Bangsa,” M. Hamid mengisahkan tentang hobi membaca Gus Dur, mengutip dari “Beyond the Symbols: Jejak Antropologis Pemikiran dan Gerakan Gus Dur.” Nyai Solichah sering menegur Gus Dur agar tidak terlalu banyak membaca agar matanya tidak sakit. Namun, Gus Dur kecil sudah mulai memakai kacamata dan semakin dewasa, gangguan matanya semakin memburuk.

Gus Dur memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya dan sering berkunjung ke perpustakaan umum di Jakarta. Ia sudah akrab dengan buku-buku serius, dari , silat, sejarah, hingga sastra sejak usia dini. Saat di SMEP, ia sudah menguasai Inggris dan melahap buku-buku berbahasa Inggris seperti “Das Kapital” karya Karl Marx, buku filsafat Plato, Thales, serta karya sastra dari Ernest Hemingway, John Steinbeck, dan William Faulkner.

Baca Juga  Gerakan Sorban Santri Mengungkap Peran Transformasi AI di Dunia Kerja

Kecerdasan dan pikiran kritisnya membuat Gus Dur tumbuh menjadi pribadi yang semangat dalam mendobrak tatanan. Pada masa Orde Baru, Gus Dur menjadi orang yang ditakuti oleh karena keberaniannya dalam menyuarakan kebenaran. Hingga masa reformasi, Gus Dur tetap melawan arus, termasuk saat menjabat sebagai presiden. Ia sering mengganti pejabat, berkonflik dengan , memunculkan wacana dekrit membubarkan DPR, hingga akhirnya dimakzulkan dari kursi presiden.

  • Bagikan

Pesan Bijak