MENGENAL SOSOK KH. SHOLAHUDIN WAHID ATAU GUS SHOLAH

InfokomBanserNU- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid wafat, Minggu (2/2/2020) malam. Almarhum sebelumnya dirawat di di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta.

Gus Sholah merupakan putra ketiga dari 6 bersaudara pasangan KH. Wahid Hasyim dengan Sholichah. Beliau merupakan adik kandung mantan Presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Seperti abahnya (ayahnya), Gus Sholah semasa hidup merupakan ulama’, aktivis, politikus dan tokoh Hak Asasi Manusia.

Dihimpun dari berbagai sumber, masa sekolah dasar Gus Sholah ditempuh di Sulawesi. Selanjutnya jenjang sekolah menengah pertama ditempuh di SMP I Cikini. Jenjang berikutnya ditempuh di SMA Budi Utomo. Selepas pendidikan tingkat atas, ia melanjutkan pendidikannya ke Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan arsitektur.

Baca Juga  Bungkam Gerombolan Kelompok yang Tuduh Liberal kepada Gus Dur, Kyai Sa'id dan NU

Gus Sholah semasa hidup juga dikenal sebagai pengusaha. Terutama terlibat bidang konstruksi sebagaimana jurusan semasa kuliah. Aktivitas itu mengantarnya aktif di berbagai asosiasi seputar dunia konstruksi.

Beberapa jabatan pernah diembannya seperti Ketua DPD Ikatan Konsultan Indonesia/Inkindo DKI (1989-1990), Sekretaris Jenderal DPP Inkindo (1991-1994), dsb.

Sebagai intelektual tulisan Gus Sholah banyak ditemui di berbagai media massa nasional. Tulisannya kerap menyorotasi berbagai persoalan umat dan bangsa.

Adapun di Nahdlatul Ulama, Gus Sholah sebagai salah satu ketua PBNU periode 1999-2004. Perjalanan KH Sholahudin Wahid, sosok yang lahir Jum’at 11 September 1942 di Jombang, berakhir setelah berpulang ke Pencipta, Minggu (2/2/2020) malam. Almarhum sebelumnya dirawat di di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta.

Baca Juga  PBNU BERSILATURAHIM SECARA VIRTUAL DENGAN PCINU SEDUNIA

Kabar duka tersebut disampaikan puteranya yakni Ipang Wahid. Seperti yang dikutip dari akun twiternya. “Gus Sholah baru saja wafat, pada pukul 20:55. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu…”

(red.abi)

Tinggalkan Balasan