SORBAN SANTRI – Seorang pemuda bertanya kepada Habib Umar bin Hafidz:
Kenapa engkau membiarkan murid-muridmu menundukkan badannya dan mencium tanganmu berbolak balik?
Tidak tahukah engkau itu perbuatan yang syirik?
Engkau seolah-olah membuat murid-muridmu menyembah sesama makhluk?
Tidakkah hanya Allah saja yang layak disembah?
Tunduk atau menunduk kepada makhluk adalah perbuatan syirik. Habib Umar hanya tersenyum mendengar ucapan dan pertanyaan dari seorang pemuda tersebut.
Lantas Habib Umar memanggil pemuda tadi dan mendekatinya.
Habib Umar mengambil pena yang ada di dalam saku baju pemuda tersebut kemudian menjatuhkannya ke bawah.
Ketika si pemuda ini menundukkan kepala dan badannya kebawah guna mengambil pena tersebut, Habib Umar menahannya dan berkata: “Jangan menunduk!, tidakkah menunduk kepada makhluk adalah bathil?”
“Tidak, aku hanya ingin mengambil pena ku di bawah.”
Lantas Habib Umar berkata: “Aku ini ibaratkan pena, seorang pencari ilmu tidak akan mendapat ilmu jika tidak mempunyai pena, Begitu juga dengan murid-muridku mereka menghargai dan menghormatiku bukan atas permintaaanku, Aku tidak pernah memaksa, aku tidak pernah menyuruh mereka mencium tanganku. Tetapi ketahuilah wahai pemuda; Seorang thalabul ilim tidak akan mendapatkan setetespun ilmu yang bermanfaat jika dia tidak menghormati gurunya.”
Inframe : Kiai Kafabihi Mahrus mencium tangan Kiai Dimyati Rois
Credit : Ulama Nusantara