fbpx
Menu
Suara Santri Suara Hati

ASYIK NGE-BULLY, LUPA AIB DIRI

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM
SORBANSANTRI.COM

Masa depan ghaib, Allah SWT yang tersembunyi dari pengetahuan kita. Kapan berakhir? Siapa yang akan menjadi setelah Pak Jokowi? Kapan negara Amerika dan Israel hancur? Dari mana nanti yang akan menaklukkan kota Roma? Ini di antara perkara ghaib yang menyibukkan sebagian orang.

Sebagian dari mereka menghabiskan waktu, tenaga dan harta untuk menyingkap rahasia ghaib masa depan dengan menggunakan berbagai macam pisau analisa. Sebagian lagi sibuk membuat dan menyebarkan narasi. Berdebat melampaui batas-batas adab dan akhlak. Memaki pihak lain. Membuat fitnah. Dan membuka aib kelompok yang berseberangan sambil melupakan masalah yang ada dalam dirinya.

Masalah penting yang ada dalam diri semua orang, soal nasibnya setelah mati. Bagaimana keadaannya di alam kubur. Tentang dan aibnya. Syaikh Ibnu ‘Atha'illah mengingatkan: “Manusia paling bodoh adalah yang meninggalkan keyakinan terhadap apa yang dimilikinya, demi dugaan terhadap apa yang ada di sisi manusia”.

Baca Juga  Tantangan Ekonomi Indonesia di Masa Kemerdekaan dan Demokrasi

Kata Syaikh Zarruq, keyakinan terhadap apa yang dimiliki adalah keyakinan terhadap dosa dam segala cacat atau aibnya. Ia bodoh karena mengabaikan keyakinannya atas , kelemahan, keterbatasan dan keburukan dirinya. Kemudian ia menyangka pada diri orang lain ada kebaikan yang sesungguhnya yang bukan hakikat dirinya dan bukan pula hakikat orang lain.

Syaikh Zarruq melanjutkan, aib adalah segala sesuatu yang meniscayakan kekurangan dan kerusakan. Aib disebabkan kemaksiatan dan keburukan pada perbuatan, adab dan akhlak, baik yang berhubungan dengan Allah maupun makhluk.

Lalu Syaikh Ibnu ‘Atha'illah mengatakan: “Perhatianmu terhadap aib yang tersembunyi dalam diri lebih baik daripada perhatianmu terhadap keghaiban yang terhalang darimu.”

Menurut Syaikh Zarruq, ada tiga alasan mengapa memperhatikan aib diri sendiri lebih utama daripada memperhatikan perkara ghaib: Pertama, menyibukkan diri dengan aib sendiri adalah kewajiban menurut adab. Kedua, orang yang menyibukkan diri dengan aib sendiri berupaya meraih kesempurnaan. Ketiga, orang yang menyibukkan diri dengan aib sendiri berarti menunaikan hak-hak rububiyah.

Baca Juga  SEKELAS QURAISH SHIHAB, DITUDUH SESAT?

Karakter nafsu adalah mengabaikan aib dan mengutamakan mencari hal ghaib. Padahal yang sepatutnya dilakukan seorang hamba adalah kebalikannya. Syaikh Abul Hasan asy-Syadziliy berujar: “Jika Allah hendak menghinakan seorang hamba dalam diam dan geraknya, Dia akan menempatkan hasrat dan nafsu di hadapannya.”

Masa depan adalah perkara ghaib. Sepenuhnya di tangan Allah swt. Kewajiban kita merencanakan kebaikan-kebaikan. Nge-bully orang yang berbeda harapan tentang masa depan, apalagi sampai jatuh kepada perbuatan haram, itu perbuatan bodoh yang tidak layak bagi semua insan.

Sumber : Ayik Heriansyah
Pengurus LD PWNU Jabar

  • Bagikan
Situs ini melarang klik kanan
Maaf, situs ini mematikan pilihan