InfokomBanserNU- “ojo mbok kiro uwong – uwong sing ngurusi NU iku dudu wong pilihan, iso ugo leluhure, mbah – mbahe jaman dhisik iku ya tokoh, Pejuang Islam”.
“Jangan kamu kira orang-orang yang melestarikan (memperjuangkan) NU itu bukan orang pilihan, bisa juga para leluhurnya, kakek moyangnya jaman dulu itu ya tokoh, pejuang Islam.”
Sekelumit dawuh itu membuat pikiranku berkecamuk gundah. Andai kalimat pesan beliau itu diambil mafhum mukholafahnya (hukum kebalikan), maka dapat disimpulkan begini :
Jangan dikira orang-orang yang merusak (memusuhi) NU itu orang sembarangan, bisa juga para leluhurnya, kakek moyangnya jaman dulu itu ya pentolan, musuh Islam. Astaghfirulloh… Huusshhh.. Mbok ya jangan su’udzon to bro..
Intinya begono bri.. Eh, begini bro..
NU itu organisasi Islam yang didirikan oleh para Wali atas petunjuk dari Sang Maha Suci, semata² berniat melanjutkan estafet dakwah Sang Nabi yang santun, luwes, lentur dan rahmatan lil ‘alamin. Pola yang diterapkan NU itu ya pola yang telah diwariskan Sang Nabi, tidak memaksa dengan kekerasan.. Tapi meluluhkan hati melalui akhlak mulia dan ketulusan. Sampai sini faham kan?
Kalau ada yang ngajakin jihad islam, bela agama, bela nabi dll tapi caranya kaku, hobi menghujat, suka tebar fitnah dan hoax, perilakunya tidak mencerminkan akhlaq Nabi, sedikit² bid’ah.. sedikit² haram.. maka jauhi… tinggalkan sejauh jauhnya…