fbpx
Menu
Suara Santri Suara Hati

MBAH MANSYUR MENGANGKAT SEPOOR

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM
SORBANSANTRI.COM

Kaitan Masjid Brangkal dan Pondok Ndresmo

Daya linuweh yang dimiliki seseorang bukanlah sebuah hal yang . Kelebihan itu didapatkan dari proses lelaku dan kedekatan pada Sang Pencipta. Kejadian yang tidak mungkin bagi mereka dapat dilakukan. Mbah Mansyur salah seorang yang memiliki daya linuweh tersebut.

Mbah Mansyur seorang dai yang berasal dari Sidoresmo . Dia menetap dan mendirikan sebuah masjid di dekat Kali Brangkal. Lokasi masjid itu langsung berhadapan dengan pabrik gula Brangkal milik Eachauzier. Pendirian. Pabrik itu merupakan pabrik gula terbesar yang ada di Mojokerto. Oleh masyarakat sekitar Mbah Mansyur dikenal sebagai orang sakti.

Ketika membangun masjid Brangkal, ada sebuah peristiwa aneh yang dilakukan oleh Mbah Mansyur. Pada saat menaikkan kap bangunan ternyata diketahui bahwa ada blandar yang kurang panjang. Kayu yang tersedia sudah tidak ada lagi yang bisa digunakan menyambungnya. Menebang kayu lainnya juga tidak mungkin karena butuh waktu untuk mengeringkan kayu tersebut. Mendapatkan laporan dari para tukang, Mbah Mansyur segera turun ke . Kayu jati yang kurang panjang beliau pegang dan ditariknya. Seperti karet saja, kayu jati itu molor mengikuti tarikan Mbah Mansyur. Setelah itu kayu dipasang dan bangunan dapat diselesaikan tanpa tertunda lagi.

Salah satu keanehan Mbah Masyur adalah kekuatannya saat menarik gerbong kereta. Diceritakan bahwa pada suatu hari gerbong kereta terjebur ke kali Brangkal. Gerbong kereta barang tersebut milik kereta api Oost Java Stoomtram (OJS). Seperti biasanya jika ada kecelakaan semacam itu, maka didatangkalah kereta derek dari stasiun besar Mojokerto.

Baca Juga  Kiat Hadapi Orang-orang Ragukan Amaliyah NU

Seharian penuh upaya evakuasi dilakukan dengan alat mekanis. Untuk kebutuhan itu maka jalur transportasi kereta dari arah Mojoagung harus dihentikan. Sayangnya gerbong tidak bisa ditarik dari dalam kali. Derek seolah tidak mampu mengangkat berat gerbong kosong tersebut. Para pekerja sudah kehabisan mengatasi hal itu.

Pada saat itulah ada seorang warga yang menyarankan agar minta tolong pada Mbah Mansyur. Saran itu dilakukan dengan mendatangi beliau dan kesediaanpun dudapatkan. Untuk mengangkat gerbong dari dalam kali, Mbah Mansyur tidak butuh alat bantu apapun kecuali seutas benang. Dengan daya linuwehnya, gerbong berhasil ditarik sendiri oleh Mbah Mansyur. Ditarik sendiri dengan seutas benang.

Peristiwa anjloknya gerbong kereta api OJS di Brangkal itu sendiri terjadi pada bulan Maret 1926. Berita kecelakaan tersebut sempat dimuat dalam koran Sumatra Post tanggal 15 Maret.

Masyarakat memang tidak heran dengan kesaktiannya. Beliau berasal dari pesantren Ndresmo yang kondang dengan ilmu kanuragan. Sejak muda terbiasa dengan lelalu dan tirakat untuk menempa dirinya.

Tokoh sakti itu hidup pada tahun 1930-an. Seperti tokoh yang memiliki kelebihan atau kasekten, maka Mbah Mansyur juga berusaha untuk menjauhkan diri dari keramaian . Sebuah pondok beliau dirikan di Brangkal. Pesantren itu memang tidak sebegitu besar pada waktu diasuh oleh Mbah Mansyur dan mengalami kemajuan pesat saat dipegang oleh KH Khusen Ihsan. Karena itu pesantren tersebut dinamakan Al Ikhsan. Mbah Mansyur kembali ke Sidoresmo pada kisaran tahun 1940-an. Masjid dan pesantren diteruskan oleh Kyai Ihsan dan nantinya dilanjutkan oleh putranya, KH Khusen Ihsan.

Baca Juga  MWCNU Sooko Gelar Musker Ke-II Upaya Konsolidasi, Koordinasi dan Kinerja Berbagai Program NU

Pada mimbar khutbah di Masjid Brangkal tertulis bila masjid itu didirikan pada bulan Oktober 1938. Pendiriannya tepat pada bulan Ramadhan 1357 Hijriyah. Berdasarkan catatan tahun itu maka dapat dipastikan bahwa Mbah Mansyur tinggal di Brangkal pada kisaran tahun tersebut.

Saat tinggal di Mojokerto Mbah Mansyur sering mengunjungi di sekitar Mojokerto. Salah satu makam yang kerap dikinjungi adalah Makam Mbah Sinari Manting. Oleh karena itu makam mbah Manting hingga saat ini dihormati oleh keluarga Sidosermo.

Ketetkaitan Mbah Mansyur dengan Pesantren Brangkal terjadi lagi tahun 1946. Keluarga Mbah Mansyur yaitu Kyai Mas Muhajir Masyur mengungsi ke Brangkal. Selain mengungsi beliau juga ikut mengajar disana. Aktifitas yang berhenti saat serdadu menyerang Brangkal dan menjadikan masjid Brangkal menjadi pos tentara Belanda.

*photo dari www.Ndresmo.blogspot.

Sumber : Catatan Serpihan Ayuhanafiq

  • Bagikan
Situs ini melarang klik kanan
Maaf, situs ini mematikan pilihan