Bahkan baru-baru ini ada fenomena menarik kalau Ustadz Abdul Somad ditolak oleh Singapura, salah satu negara maju di dunia. Hal ini cuma satu alasannya, akibat ceramahnya bertolak belakang dengan nilai-nilai yang dianut Singapura.
Hal ini tentu sangat menarik untuk dibahas, kenapa mereka alergi terhadap hal-hal yang religius?
Keyakinan tanpa akal logika, hasilnya akan banyak penyimpangan dan juga kerusakan. Karena sebuah keyakinan itu tidak definitif, tidak jelas, hanya bisa dirasakan dan sebagainya.
Karena mereka tak bisa menterjemahkannya yang berkaitan dengan ego, kehendak, khayalan, cita-cita, fantasi dan lainnya, lalu beranggapan akal dan pikiran itu musuh dalam sebuah keyakinan. Maka hasilnya banyak terjadi penyimpangan dalam hal yang diyakini tersebut.
Contoh, ada orang ngebom orang lain atau ada orang digebukin berjamaah. Padahal jelas secara akal dan pikiran maupun logika itu sebuah tindakan kejahatan, namun mereka anggap itu pembelaan dirinya pada keyakinan yang ia anut. Padahal 100% itu hawa nafsu, jengkel dan juga emosi.
Karena tak bisa menterjemahkan hawa nafsu yang sebenarnya tidak terukur, maka rasa cinta pada keyakinan yang tak tertakar ini di kamuflasekan seakan ajaran dalam keyakinannya menganjurkan hal tersebut. Kalau seperti itu tentu jelas sesat dan menyesatkan.
Karena bila memang dia berkeyakinan yang baik, tentu tidak akan menghakimi orang lain. Bahkan sering intropeksi, atau menghisab dirinya sendiri.