Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Kisah Kiai dan Ulama'Nahdlatul Ulama'

HABIB ALI KWITANG MARAH TERKAIT LAMBANG NU YANG DI LETAKAN SEMBARANGAN

×

HABIB ALI KWITANG MARAH TERKAIT LAMBANG NU YANG DI LETAKAN SEMBARANGAN

Sebarkan artikel ini
SORBANSANTRI.COM

SORBANSANTRI.COM

SORBAN SANTRI – Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (1870-1968), akrab disebut Habib Ali Kwitang, adalah ulama’ besar di Jakarta yang sangat akrab dengan para kiai NU. Ditegaskan Gus Dur bahwa NU masuk Betawi ya melalui Habib Ali Kwitang. Majlis Taklim Kwitang yang digelar setiap ahad pagi dibanjiri ribuan jama’ah dari berbagai daerah.

Example 500x500

Semasa hayatnya, Hadratusysyaikh KH Hasyim Asy’ari juga sangat akrab dengan Habib Ali Kwitang. Bahkan, Kiai Hasyim berpesan kepada keluarga dan santrinya untuk selalu sowan kepada Habib Ali Kwitang setiap kali datang di Jakarta.

Salah satu anak angkat Habib Ali menjadi tokoh besar NU, yakni KH Idham Kholid yang pernah menjadi Ketua Umum PBNU. Pada masa orde lama, KH Idham Kholid memimpin NU yang menjadi partai politik dan juga berkoalisi dengan pemerintahan Bung Karno.

Pada suatu musyawarah, para kiai dan habaib diundang di Kantor PBNU. Selain Habib Ali Kwitang, hadir juga Al-Habib Ali bin Husein Al-Athas atau Habib Ali Bungur, Al-Habib Muhammad bin Ali Al-Athas. Para kiai dari berbagai daerah juga datang memenuhi undangan PBNU.

Ada seorang santri bernama Abdullah yang saat itu sangat senang melayani para habaib dan kiai. Ia mengantarkan makanan dan minuman yang sudah disediakan, termasuk kepada Habib Ali Kwitang. Ketika bersimpuh di hadapan Habib Ali, Abdullah menurunkan nampan kaleng bermotif warna-warni bersisi makanan dan minuman.

Habib Ali Kwitang meminta Abdullah untuk mengangkat nampan itu. Ada apa kok diangkat? Habib Ali menemukan lambang NU di pantat nampan.

“Ini kok begini. Maksudnya apa ini,” tanya Habib Ali.

“Iya bib, ini tanda kalau ini nampan milik NU,” jawab Abdullah dengan lugu.

Suasana saat itu jadi hening, para habaib dan kiai tertuju dengan kejadian itu. KH Idham Kholid dipanggil Habib Ali terkait itu, para kiai lain memperhatikan apa yang sedang terjadi.

“Jangan kalian berani-berani membuat jatuh perkumpulan ini dengan meletakkannya di bawah.”

Mendengat nasehat yang sangat tegas ini, KH Idham Kholid menyimaknya dengan penuh khidmah, apalagi itu adalah nasehat sosok ayah angkat dan ulama’ besar yang sangat dihormati. Para kiai dan habaib juga menyaksikan penuh dengan penuh takdzim atas apa yang disampaikan Habib Ali.

KH Idham Kholid segera bergerak cepat berkoordinasi kepada para santri untuk segera memakai nampan yang biasa, tanpa ada lambang NU. Wujud takdzim dan sam’an watho’atan dengan dawuh seorang ulama.

Para ulama’ dan habaib yang menyaksikan itu langsung paham dengan lambang NU. Itu bukan lambang biasa, hasil istikharah KH Ridwan Abdullah yang sudah direstui KH Hasyim Asy’ari. (md)

Example 300250
Example floating

Pesan Bijak

SORBANSANTRI.COM
Pendidikan

Pemuda Nahdlatul Ulama (NU) semakin menguatkan perannya dalam dunia digital. Melalui media sosial, mereka tak hanya berdakwah, tetapi juga menyebarkan pesan damai dan toleransi. Seperti Kang Abi Tsani, tokoh muda NU yang aktif menyampaikan dakwah melalui platform digital, mengajak generasi muda untuk bergabung dalam dakwah positif.

SORBANSANTRI.COM
Berita Utama

BANSER yang dikenal dengan semangat perjuangan kemanusiaan tanpa memandang ras atau politik, mengalami penolakan dari raja-raja Bali saat menggelar Apel Kesetiaan. Ironisnya, acara ini bertepatan dengan Muktamar PKB yang hanya berjarak tidak terlalu jauh. Tanpa koordinasi yang baik, kegiatan BANSER ini justru menimbulkan gesekan, bahkan perintah untuk memulangkan pasukan BANSER dilakukan secara tiba-tiba. Di tengah memanasnya hubungan PBNU dan PKB, kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang netralitas dan komitmen BANSER. Bagaimana tanggapan mereka?