Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
NasionalBudayaOpini dan Analisis

Dosa Jariyah Yang Dapat Menghapus Semua Amal Shalih

×

Dosa Jariyah Yang Dapat Menghapus Semua Amal Shalih

Sebarkan artikel ini
SORBANSANTRI.COM
SORBANSANTRI.COM
SORBAN SANTRI- Kyai menyampaikan bahwa jika budaya lokal Korea (K-Pop) saja bisa meng-internasional bahkan digemari hingga Amerika. Maka anak muda Indonesia mestinya mampu menjadikan budaya lokal Indonesia menjadi menginternasional pula. Termasuk “Budaya Santri”, agar diupayakan menjadi budaya nasional dan bahkan menginternasional.
Nasihat beliau sangat simpel dan sekaligus sangat visioner. Namun para “pembuat” berita dan para tukang “fitnah” telah dengan sengaja menggoreng informasi ini untuk tujuan membuat narasi fitnah dan menyebar kebencian.
Akibatnya para Netizen yang sebagian bersumbu pendek dan kurang cermat membaca terburu-buru menghujat beliau. Narasi negatif berbentuk gambar dibagikan ribuan kali di berbagai akun media sosial. Hingga terwujudlah Dosa Jariyah yang dapat menghapus semua amal shalih.
Ketahuilah, Bahwa menghina Kyai Ma’ruf Amin telah mengakibatkan tiga dosa besar, yakni Menghina Sulthan, Menghina Ulama dan Menghina Orangtua.
1. MENGHINA UMARO’ (SULTHON):
Menghina Pemerintah adalah dosa besar
dan sama saja telah menghina Allah. Nabi Saw bersabda:
مَنْ أَهَانَ السُّلْطَانَ أَهَانَهُ اللهُ. رواه الترمذي
“Barangsiapa yang menghina
seorang penguasa, maka Allah akan menghinakannya.” (HR al-Tirmidzi, no. 2224).
2. MENGHINA ULAMA.
Darah dagingnya ulama adalah racun, maka menghinanya sama saja makan racun. Kyai Ma’ruf bukan ulama biasa, tetapi beliau adalah “Al-Kubarâ’” (الكبراء), yakni ulama besar, sesepuh dan sangat dituakan oleh kaum muslimin di Indonesia. Para ustadz-ustadz muda saja kita hormati, apalagi beliau selaku Ulama Kubara’. Al-Hafidz Ibnu Asakir
dalam “Tabyin Kadzib Al-Muftari” berkata:
” واعْلَمْ يَا أخِي، أَنَّ لُحُومَ العُلَماءِ مَسْمُومَةٌ، وَعَادةُ اللهِ في هَتْكِ أسْتَارِ مُنْتَقِصِيهِمْ مَعْلُومَةٌ، لأنَّ الوَقِيعَةَ فِيهِمْ بِمَا هُمْ مِنْهُ بَرَاءٌ أمْرُهُ عَظِيم ٌ، والتَّناوُلُ لأعْراضِهِم بالزُّورِ والافْتِراءِ مَرْتَعٌ وَخيمٌ ، والاختِلاقُ عَلَى من اخْتارهُ اللهُ مِنْهُم لِنَعْشِ العِلْمِ خُلُقٌ ذَمِيمٌ “.
Artinya: “Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya daging para ulama itu beracun (menggunjingnya adalah dosa besar), dan kebiasaan Allah dalam menyingkap kedok para pencela mereka (ulama) telah diketahui bersama.
Karena mencela mereka dengan sesuatu yang tidak ada pada mereka, merupakan petaka besar, dan melecehkan kehormatan mereka dengan cara dusta dan mengada-ada merupakan kebiasaan buruk, dan menentang mereka yang telah Allah pilih untuk menebarkan ilmu, merupakan perangai tercela”.
3. MENGHINA ORANGTUA.
Beliau adalah Syaikh al-Kabir dan telah berjasa banyak buat bangsa dan negara ini. Maka menghina beliau sungguh sama saja telah menghina Orangtua sendiri. Nabi Saw bersabda:
لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ
Artinya: “Bukan termasuk ummatku, siapa yang tidak memuliakan orang yang
lebih tua, menyayangi orang yang lebih muda dan memuliakan hak-hak orang alim (Ulama).”
WARNING (PERINGATAN) Kepada segenap netizen mari bijak bermedia sosial dan bijak menelaah informasi. Telitilah setiap informasi yang datang dan jangan cepat percaya. Apalagi hanya berupa judul berita dan gambar-gambar editan. Kita harus menyadari bahwa hari ini ada gerombolan politik yang menghalalkan fitnah untuk menjatuhkan pihak lain.
Mungkin bagi mereka ada istilah “Fitnah Syariah”. Bahkan sekali waktu mereka teriak “Bela Ulama”, namun disisi lain mereka “mencaci ulama yang lain”. Bagi mereka Para Ulama yang sejalan dengan gerbong politik mereka itulah yang dipuja-puja seperti “Malaikat”. Sebaliknya ulama yang tidak berada di gerbong yang sama akan terus dituduh
Ulama Sû’ dan mereka sebarkan fitnah atasnya.
Kelompok ini sewaktu-waktu tampak seperti bertuhan dan bahkan menjual nama “Tuhan” agar umat mau berpihak kepada mereka. Tapi kadang-kadang mereka seperti tidak bertuhan, karena menggunakan FITNAH demi tujuan politik. Kader-kader mereka getol menyebarkan fitnah itu dan mereka merasa bahwa itulah JIHAD.
Seolah mereka lupa bahwa ada ALLAH yang selalu mengawasi kelakuan mereka. Padahal Allah Ta’ala berfirman: “FITNAH ITU LEBIH KEJAM DARI PEMBUNUHAN”.
Percayalah bahwa kebenaran tidak akan pernah diperjuangkan dengan cara BATHIL.
Kepada segenap “Santri”, Mari kita berjihad di media sosial untuk meluruskan semua fitnah atas ulama kita.
Sesuai dengan pesan Mbah Yai (K.H. Ma’ruf Amin), Mari kita menginternasionalkan “BUDAYA SANTRI”. Kalau K-Pop saja bisa, SANTRI mengapa tidak. (abi sorban)
Example 300250
Example floating

Pesan Bijak

SORBANSANTRI.COM
Pendidikan

Pemuda Nahdlatul Ulama (NU) semakin menguatkan perannya dalam dunia digital. Melalui media sosial, mereka tak hanya berdakwah, tetapi juga menyebarkan pesan damai dan toleransi. Seperti Kang Abi Tsani, tokoh muda NU yang aktif menyampaikan dakwah melalui platform digital, mengajak generasi muda untuk bergabung dalam dakwah positif.