SORBAN SANTRI– Misteri santri yang mematikan rokok di kepala korban kasus penganiayaan yang dilakukan Bahar bin Smith mulai terkuak. Korban Cahya Abdul Jabar yang dihadirkan sebagai saksi menunjuk santri yang melakukan aksi tersebut.
Cerita soal kepala dijadikan asbak memang dibahas dalam persidangan yang digelar Pengadilan Negeri (PN) Bandung di Gedung Arsip dan Perpustakaan, Jalan Seram, Kota Bandung, Kamis (28/3/2019). Cahya merupakan korban yang kepalanya dijadikan asbak.
Cahya awalnya bercerita bahwa setelah penganiayaan, rambutnya yang panjang dan berwarna kuning seperti Bahar dicukur botak oleh santri.
“Atas perintah siapa digunduli?” tanya ketua majelis hakim Edison Muhammad.
“Habib Bahar,” jawab Cahya.
“Kok bisa tahu?” kata Edison.
“Habib Bahar menyuruh ke habib Agil (Agil Yahya/terdakwa kasus sama). Saya dengar,” jawab Cahya.
Cahya dan rekannya, Muhammad Khoerul Aumam Al Mudzaqi, lantas digunduli menggunakan gunting. Setelah digunduli, Cahya mengaku kepalanya dipakai untuk mematikan rokok.
“Setelah itu ada rokok sedikit dimatiinnya ke kepala saya,” kata Cahya.
“Rokok siapa?” ucap hakim.
“Rokok santri, tapi saya tidak tahu,” ujar Cahya.
“Bagaimana rasanya?” hakim bertanya.
“Panas,” kata Cahya.
“Kaki saja kalau menginjak rokok panasnya bukan main, apalagi kulit kepala,” ucap Edison.
Proses persidangan berlanjut. Tak lama, jaksa menayangkan video. Hakim sempat meminta untuk menyetop terlebih dahulu satu buah video yang memperlihatkan ada Cahya, Zaki dan seorang pria berpeci serta sarung dan mengenakan kaus gelap. Terlihat juga tato di bagian lengan kanan pria tersebut.
“Coba setop, setop. Kamu ingat enggak yang mematikan rokok yang mana?” tutur hakim.
“Iya,” ucap Cahya.
“Yang mana?” tanya hakim lagi.
“Yang bertato,” kata Cahya.
Sekarang….. Hari ini……. apakah rakyat mau berdiam atas kekerasan yang dilakukan segelintir manusia yang merasa dirinya paling suci???? Paling berkuasa di sorga kelak???? Haruskah rakyat diam ketakutan melihat anak kecil dianiya??? (RED)