NU MILIK BANGSA INDONESIA

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

LazisNU Tuban-Jika kita membaca kiprah NU di era Pra Kemerdekaan maka akan banyak kita temukan sejarah pertempuran laskar rakyat dan laskar santri / Sabilillah melawan penjajah Belanda. Di era pasca kemerdekaan pun peran Santri dan Ulama bersama -tokoh nasionalis sangat dalam membangun pondasi Negara, merumuskan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Begitu juga sejarah yang tak kalah penting dalam mempertahankan kemerdekaan adalah perlawanan rakyat Timur atas kehadiran penjajah Belanda yg membonceng tentara Sekutu untuk kembali menguasai Indonesia. Sejarah itu dikenal dengan Resolusi Jihad NU yang pada puncaknya terjadi lah Pertempuran Sepuluh (10) Nopember 1947. Pertempuran itu mampu mengalahkan Sekutu dan kemudian mengantarkan Bangsa Indonesia makin kokoh dengan kemerdekaannya.

Setelah Indonesia sepenuhnya merdeka dari penjajahan fisik, Ulama dan Santri kembali ke Pesantren mendidik dan membangun peradaban masyarakat di mana antara Negara dan tidak lagi dipertentangkan, sekalipun pada era 32 tahun Orde Baru berkuasa NU termarjinalkan, Ulama dan Santri NU tidak pernah melakukan upaya pemberontakan. Tidak ada provokasi terhadap ummat untuk membenci

Baca Juga  Dianggap Resahkan Warga, Tastafi Aceh: Plt Gubernur Larang Wahabi Gelar Pengajian
yang sah. Itulah sumbangsih NU untuk Bangsa ini.

Selanjutnya pasca Reformasi, NU secara kongkrit ikut andil mengawal perubahan yang dimotori oleh , cucu Hadlrotus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang kita kenal dengan sebutan GusDur, dan GusDur pun terpilih sebagai RI ke 4 yang dihasilkan dari produk Demokrasi setelah 32 tahun era otoriter Soeharto. GusDur semasa sebelum dan sesudah menjadi Presiden peran utama yang nampak sebagai hasil perjuangan beliau adalah mempersatukan Bangsa Indonesia di tengah ancaman separatisme. GusDur sang Guru Bangsa, jasamu tak kan pernah terlupa oleh segenap anak Bangsa.

Selanjutnya, Negara dan Ulama NU terus bersinergi dalam menjaga kedamaian dan ketentraman di tengah masyarakat. Ulama NU tdk alergi dengan penguasa karena pada prinsipnya keberadaan Negara adalah dalam rangka mewujudkan tujuan beragama yaitu kedamaian, keadilan, dan kemajuan Bangsa dan Negara.

Baca Juga  Desain Poster HUT Jokowi Mirip Ucapan Duka: Menkominfo Dikritik Warganet

Maka dari itu Presiden setelah pasca GusDur pun selalu menggandeng tokoh dan Ulama NU dalam memberikan masukan dan nasehat, ada yang secara formal masuk dalam jajaran Dewan Pertimbangan Presiden dan banyak juga yang secara informal menjadi rujukan Presiden dalam mengambil suatu keputusan.

Tokoh dan Ulama NU yang menjadi penasehat Presiden secara informal terlalu banyak untuk kami tulis satu persatu. Adapun tokoh atau Ulama struktural NU yang secara formal berada di Dewan Pertimbangan Presiden yang secara formal sejak pertama kali dibentuk oleh Presiden SBY adalah sebagai berikut:
1. KH. Ma’ruf Amin Periode 2007-2014
2. KH. Hasyim Muzadi Periode 2015-2017
3. KH. Yahya C. Staquf Periode 2018
4. Periode 2019-2024

Kami segenap keluarga besar Hubbul Wathon Minal Iman mengajak warga Nahdliyin untuk terus mendukung Pemerintah dan Ulama bersatu memajukan Indonesia, menjaga Indonesia tetap rukun, tentram, dan damai.

Follow IG HWMI :
https://www.instagram.com/hubbul_wathon_

#HubbulWathonMinalIman

  • Bagikan

Pesan Bijak