Setali tiga uang, Lurah Pesantren Al Muayyad, Gus Irfan Nuruddin juga menyambut baik terbentuknya Lembaga Bahstul Masail Pesantren Al Muayyad. “Lembaga Bahtsul Masail ini penting karena kedepan akan mendidik santri-santri yang ketika pulang seringnya menjadi rujukan masyarakat di dalam menjawab problematika hukum. Santri yang terbiasa mengikuti kegiatan Bahtsul Masail akan mengingat dan merujuk sebuah persoalan pada ibarot dalam kitab yang sering ditemukan ketika mengikuti kegiatan bahtsul masail,” ujar Gus Irfan.
Setelah kegiatan launching LBM Pesantren Al Muayyad yang ditandai dengan pemotongan Nasi Tumpeng oleh salah satu pengasuh Pesantren Al Muayyad Windan, KH Abdul Muid Ahmad, kegiatan dilanjutkan dengan Bahtsul Masail Kubro perdana di Pesantren Al Muayyad. Bahtsul Masail ini diikuti oleh perwakilan Keluarga Alumni Ma’had Al Muayyad (KAMAl) dari berbagai daerah seperti Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Semarang, Salatiga, dan Tegal. Selain itu juga turut menjadi peserta perwakilan LBM NU Surakarta dan perwakilan dari Pesantren Al Muayyad Windan.
Pada kegiatan Bahstul Masail ini dibahas berbagai permasalahan, baik permasalahan Qonuniyah, Waqiiyah maupun Maudhuiyah. Bertidak sebagai Musohhih dan Perumus adalah KH. Muhammad Dian Nafi ( Ketua Umum RMI PBNU ), KH. Khoirul Mustamir Kholid, KH. AM. Mustain Nasoha, M.A. , KH. Irfan Nuruddin dan KH. Moh. Zainal Abidin. Beberapa pertanyaan yang terbahas di antaranya adalah permasalahan terkait nikahnya orang kembar siam, hukum sudah menikah mengaku tidak memiliki istri, dan hukum mencari jodoh melalui aplikasi pencari jodoh. (Aldi Rizki Khoiruddin)