Dengan demikian menggunakan hero Khaleed dalam game Mobile Lagend adalah salah satu bentuk penghinaan terhadap salah satu sahabat Rasulullah SAW yaitu Khalid bin Walid.
Memang jika diperuntukkan orang awam, karakter game demikian bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan mereka dengan Khalid salah satu pahlawan Islam. Atau dengan karakter Khaleed mampu membuat mereka main game dan meninggalkan kemaksiatan yang lebih. Sehingga, bagi mereka memainkan game Mobile Legend dengan karakter khaleed tidak masalah.
Sebagaimana dijelaskan oleh As-Sayyid Zain bin Ibrohim bin Smith dalam Manhaj as-Shawiy;
وَقَالَ سَيِّدُنَا الْإِمَامُ عَبْدُ اللهِ بْنِ حُسَيْنِ بْنِ طَاهِرٍ نَفَعَ اللهُ بِهِ يَنْبَغِيْ لِمَنْ أَمَرَ بِمَعْرُوْفٍ أَوْ نَهْىٍ عَنْ مُنْكَرٍ أَنْ يَكُوْنَ بِرِفُقٍ وَشَفْقَةٍ عَلَى الْخَلْقِ يَأْخُذُهُمْ بِالتَّدْرِيْجِ فَإِذَا رَآَهُمْ تَارِكِيْنَ لِأَشْيَاءَ مِنَ الْوَاجِبَاتِ فَلْيَأْمُرُهُمْ بِالْأَهَمِّ فَالْأَهَمِّ فَإَذَا فَعَلُوْا مَا أَمَرَهُمْ بِهِ إِنْتَقَلَ إِلَى غَيْرِهِ وَأَمَرَهُمْ وَخَوَّفَهُمْ بِرِفْقٍ وَشَفْقَةٍ مَعَ عَدَمِ النَّظَرِ مِنْهُ لِمَدْحِهِمْ وَذَمِّهِمْ وَعطاهم وَمَنَعَهُمْ وَإِلَّا وَقَعَتِ الْمُدَاهَنَةُ وَكَذَا إِذَا ارْتَكَبُوْا مَنْهِيَّاتٍ كَثِيْرَةٍ وَلَمْ يَنْتَهُوْا بِنَهْيِهِ عَنْهَا كُلِّهَا فَلْيُكَلِّمْهُمْ فِيْ بَعْضِهَا حَتَّى يَنْتَهُوْا ثُمَّ يَتَكَلَّمُ فِيْ بَعْضِهَا حَتَّى يَنْتَهُوْا ثُمَّ يَتَكَلَّمُ فِيْ غَيْرِهَا وَهَكَذَا اِنْتَهَى مِنْ مَجْمُوْعِ كَلَامِهِ الْمَنْثُوْرِ
“Bagi orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar harus bersikap lembut dan belas kasih kepada manusia, ia harus bertindak pada mereka dengan bertahap. Ketika ia melihat mereka meninggalkan beberapa kewajiban, maka hendaknya ia memerintahkan pada mereka dengan perkara wajib yang paling penting kemudian perkara yang agak penting. Kemudian ketika mereka telah melaksanakan apa yang ia perintahkan, maka ia berpindah pada perkara wajib lainnya. Hendaknya ia memerintahkan pada mereka dan menakut-nakuti mereka dengan lembut dan belas kasih tanpa melihat pujian dan ejekan, pemberian dan penolakan. Jika tidak, yang terjadi adalah penghinaan. Begitu juga ketika mereka melakukan larangan-larangan agama yang banyak dan mereka tidak bisa meninggalkan semuanya, maka hendaknya ia berbicara kepada mereka di dalam sebagiannya saja hingga mereka menghentikannya, kemudian baru berbicara sebagian yang lain, begitu seterusnya.”
Namun bagi orang yang sudah kenal dengan Khalid, mereka yang setiap harinya menyibukkan diri dengan kegiatan positif, memainkan karakter ini jelas tidak tepat. Karena menjadikan tokoh yang dimuliakan sebagai alat bermain.
















