Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Kisah Kiai dan Ulama'Sejarah

Gus Dur dan Gus Mus Ngerjain Calon Kiai Gontor

×

Gus Dur dan Gus Mus Ngerjain Calon Kiai Gontor

Sebarkan artikel ini
SORBANSANTRI.COM

SORBANSANTRI.COM

SORBAN SANTRI- Teh yang digodok panas-panas tentu enak dan bikin semangat. Tapi tidak bagi KH Syukri Zarkasyi (Gontor) saat sowan ke kos-kosan Gus Dur dan Gus Mus.

Example 500x500

Ketika kuliah di Kairo, Mesir, Gus Dur suka memelonco pendatang baru dari Tanah Air. Partnernya dalam ‘panitia perpeloncoan’ biasanya adalah KH Mustofa Bisri dari Rembang yang kini terkenal sebagai kiai-penyair.

Pada suatu hari KH Syukri Zarkasyi yang ketika itu pasti belum Kiai Haji —dan menurut Gus Dur “pekerjaannya di Kairo hanya main band tapi pulang-pulang jadi kiai”— bertamu ke tempat kos Gus Dur dan Gus Mus. Tentu saja disambut dengan penuh keramahtamahan. Dipersilakan duduk, saling menanyakan keselamatan, di-godog-kan air untuk membuat minuman teh dan seterusnya.

Hanya saja karena namanya saja tempat kos: kamar, dapur, dan ruang belajar ya jadi satu. Maka Gus Syukri melihat segala yang dilakukan oleh tuan rumahnya. Gus Mus mempersiapkan cangkir dan lepek sambil bertanya kepada Gus Dur, “Di mana lapnya tadi?”

SORBANSANTRI.COM
KH Syukri Zarkasyi (Gontor)

Gus Dur berjalan ke sisi almari, mengambil “lap” yang ternyata adalah celana dalam alias sempak. Lalu Gus Dur memberikannya kepada Gus Mus dan diterima dengan wajah dingin, kemudian langsung dipakai untuk ngelap cangkir sambil mengobrol dengan Gus Syukri.

Merah-padamlah wajah calon kiai Gontor ini, sekaligus pucat-pasi. Ketika teh sudah tersuguhkan, mau tak mau ia meminumnya, meskipun perasaan dan lidahnya bercampur-aduk.

Sekian lama kemudian baru mereka bertiga tertawa cekakakan. “Cangkir harus dilap dengan kain istimewa yang paling bersih, di antara kain-kain yang ada. Dan kain itu betul-betul gress dari toko, belum pernah dipakai sebagai sempak, karena itu belum bisa disebut sempak,” kata Gus Dur membela diri.

Dalam dunia santri, ngerjain atau memelonco sudah akrab dilakukan. Bukan semata-mata karena tujuan jail atau iseng, dibalik itu agar nantinya timbul keakraban yang selalu membekas bagi mereka.

Menurut Cak Nun ternyata Cerita tadi tidak hanya sekedar Jahil semata, ada makna filosofis yang sangat dalam dibaliknya.
Menurut Cak Nun’, Cerita Gus Dur di atas kita di ajak untuk melihat esensi, fungsi dan manfaatnya dalam menilai semua hal agar tidak tertipu dengan Bentuk dan identitas. Mengenai Sempak misalnya jika dilihat Bentuk dan identitasnya memang membuat kesan bahwa itu sesuatu yang Kotor (biasa digunakan di selangkangan kaskuser) padahal secara esensi dan fungsinya itu hanya kain yang difungsikan sebagai pembersih noda pada cangkir yang sebenarnya tak ada bedanya dengan kain lap pada umumnya (kain yang difungsikan sebagai alat pembersih). Kalau Pun Mengalami Kebingungan tentang suatu hal yang konteksnya identik dengan cerita gus dur tadi, itu adalah kebingungan budaya bukan kebingungan hakiki.

Kembali Menurut Cak Nun Ternyata Cerita itu sengaja di ceritakan langsung Oleh Gusdur kepada Cak Nun Untuk Mengerjainya ,karena Cak Nun adalah santri Gontor.
Coba Anda Bayangkan Bagaimana perasaan anda kalau Guru, ulama yang anda hormati atau idol anda dikerjain seperti Gus Dur mengerjai Kiai Gontor , mungkin itu bisa menggambarkan perasaan Cak Nun waktu itu.

Gus Dur memang terkenal Jahil bahkan dari sejak masih anak-anak. Pernah suatu ketika didalam forum pengajian yang dihadiri Gus Dur dan Cak Nun, ternya Gus Dur masih sempet-sempetnya Ngerjain Orang. korbaanya Tidak lain dan tidak bukan adalah Cak Nun sendiri.
Waktu Cak Nun Jamnya Mengisi Acara, Cak Nun kebingungan karena baju yang rencananya akan dipakai pada saat mengisi acara tiba-tiba hilang. sempat dicari kemana-mana tidak ketemu, akhirnya karena sudah waktunya tampil mau tidak mau akhirnya Cak Nun terpaksa naik Kepanggung menggunakan kaos seadanya. Setibanya di panggung ternyata baju yang tiba-tiba hilang tadi telah di pakai Gus Dur, dan dengan entengnya Gus Dur tanya, Cari Apa Cak? (abi sorban)

Example 300250
Example floating

Pesan Bijak

SORBANSANTRI.COM
Berita Utama

Ketegangan antara PBNU dan PKB semakin terasa, tapi tahukah Anda? Tokoh besar NU, Gus Dur, sudah pernah memprediksi hal ini. Gus Dur dengan tegas mengingatkan, bahwa NU seharusnya tidak terlibat dalam politik praktis. ‘Biarlah soal politik menjadi tugas kelompok lain,’ katanya.

SORBANSANTRI.COM
Berita Utama

Pernah dengar cerita masa kecil Gus Dur? Ternyata, beliau dikenal sebagai anak yang bandel dan hiperaktif! Lahir di Jombang pada 1940, Gus Dur sering berpindah antara Jombang dan Jakarta karena ayahnya, KH. Wahid Hasyim, yang pernah menjadi Menteri Agama.