fbpx

Mengapa Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh dalam Peristiwa G30S/PKI?

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

BERITA VIDEO

Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) yang terjadi pada tahun 1965 salah satu episode kelam dalam . Pada malam 30 September 1965 hingga dini hari 1 Oktober, sekelompok militer yang terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat. Namun, menariknya, Mayor Jenderal , yang saat itu adalah Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), tidak menjadi salah satu target dalam peristiwa ini.

Ada beberapa alasan mengapa Soeharto tidak menjadi dalam G30S/PKI:

  1. Soeharto Bukan Bagian dari “Dewan Jenderal”
    Salah satu narasi yang dikembangkan oleh kelompok G30S/PKI adalah adanya “Dewan Jenderal,” yang diduga merencanakan kudeta terhadap Presiden Sukarno. Para jenderal yang diculik dan dibunuh pada malam tersebut dianggap sebagai anggota dewan ini. Namun, Soeharto, meskipun memiliki posisi dalam militer, tidak dianggap sebagai bagian dari kelompok tersebut. Oleh karena itu, ia tidak dimasukkan dalam daftar target.
  2. Hubungan Soeharto dengan Presiden Sukarno
    Soeharto tidak memiliki hubungan langsung atau yang dianggap mengancam Presiden Sukarno pada saat itu. Meskipun posisinya penting dalam militer, ia tidak terlalu menonjol dalam konflik politik antara kelompok komunis dan kelompok anti-komunis. Hal ini mungkin membuatnya dianggap bukan ancaman langsung oleh PKI, yang saat itu memiliki pengaruh besar di sekitar Sukarno.
  3. Ketidakhadiran Soeharto di Rumahnya
    Pada malam terjadinya peristiwa G30S, Soeharto dilaporkan sedang berada di Pusat Angkatan Darat (RSPAD) karena anaknya sakit. Kebetulan ini membuat Soeharto sulit dijangkau oleh pasukan G30S, yang mungkin berfokus pada penculikan jenderal-jenderal yang diketahui berada di rumah mereka masing-masing.
  4. Kurangnya Informasi Akurat
    Mungkin juga pasukan G30S/PKI tidak memiliki informasi yang cukup tentang posisi atau pergerakan Soeharto. Informasi yang mereka miliki mungkin tidak mencakup Soeharto secara detail, mengingat fokus utama mereka adalah Dewan Jenderal dan pimpinan militer lain yang dianggap lebih berpotensi melakukan kudeta.
  5. Penting Soeharto Setelah G30S
    Setelah peristiwa G30S terjadi, Soeharto bergerak cepat mengambil alih komando dan memimpin untuk menumpas gerakan tersebut. Keputusan ini kemudian mengantarkan Soeharto pada jalan menuju kekuasaan, yang berujung pada jatuhnya Presiden Sukarno dan naiknya Soeharto sebagai Presiden Indonesia.
Baca Juga  Biografi Imam as-Suyuthi

Soeharto yang tidak menjadi sasaran penculikan atau pembunuhan dalam peristiwa ini bisa jadi merupakan hasil dari kombinasi antara posisi strategisnya, kebetulan, dan perhitungan politik yang tidak memperhitungkannya sebagai ancaman serius pada saat itu. Pada akhirnya, kejadian ini membuka jalan bagi Soeharto untuk mengambil alih kendali negara dan selama lebih dari tiga dekade.

Post Terkait

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan