cyberaswaja- Belum selesai dihantam virus COVID-19, Amerika dilanda kerusuhan rasial. Rasialisme menjadi aib demokrasi terbesar di patung Liberty tersebut.
Menurut Aljazeera, jumlah orang yang ditangkap paling sedikit sudah 5.600 orang berbagai di kota seluruh Amerika Serikat. Sejak demonstrasi meletus memprotes kematian George Floyd. Selain itu, korban jiwa juga sudah berjatuhan di berbagai tempat. https://wartakota.tribunnews.com/2020/06/02/).
Amerika adidaya dunia yang mulai goyah. Krisis ekonomi dan politik kali ini, menjadi masalah domestik yang tidak berimbas kepada situasi global, menunjukkan pengaruh Amerika semakin melemah. Konstelasi politik global menuju titik kesetimbangan yang hampir sempurna.
Indonesia diprediksi menjadi kekuatan global baru sebagai penyeimbang salah satu indikasinya, permintaan Hamas kepada Presiden Jokowi. Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah secara khusus meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu menggagalkan rencana Israel menganeksasi wilayah Palestina di Tepi Barat. Permintaan itu disampaikan pemimpin Hamas itu melalui surat dikirim ke Jokowi selasa lalu. Dalam surat bertanggal 5 Juni 2020 yang diterima redaksi albalad.co. (https://albalad.co/palestina/2020A9968/).
Ideologi Pancasila sebenarnya yang menjadi rahasia di balik kekokohan Indonesia di tengah ancaman krisis domestik, regional dan global sampai Hamas minta tolong ke Indonesia, bukan negara-negara Arab. Karena isi 5 sila itu adalah manifestasi tertinggi dari ajaran agama-agama di Indonesia.
Pancasila menjadi titik temu, titik kumpul dan titik simpul dari puncak-puncak ajaran agama di Indonesia. Artinya seorang penganut agama belum mencapai maqam tertinggi jika belum menjadi insan Pancasila seutuhnya.
Karena puncak ajaran agama-agama di Indonesia merupakan bagian integral dari Pancasila membuat Pancasila menjadi ideologi yang kental dengan aura spiritualitasnya dan juga sangat primordial bagi penganut agama-agama di Indonesia.
Agama dan Pancasila satu ruh, satu jiwa, bersenyawa. Inilah yang membedakan ideologi Pancasila dengan ideologi Kapitalisme dan Komunisme. Di dalam ideologi Kapitalisme dan komunisme, agama bagian luar dari ideologi, sedang di dalam Pancasila, agama built in dan include.
Khilafah tidak mungkin bisa mengganti posisi Pancasila, karena khilafah bukan puncak ajaran agama-agama di Indonesia. Khilafah hanya fiqih ranting kecil dari ajaran agama Islam. Khilafah terlalu kecil dan lemah untuk bisa mempertemukan puncak-puncak dari ajaran agama di Indonesia.
Kecuali dengan sistem paksa di bawah todongan senjata. Akan tetapi itu hanya teori di atas kertas. Pada kenyataannya sistem paksa di bawah todongan senjata memicu perlawanan bersenjata juga. Melahirkan konflik kekerasan tak berujung. Walhasil khilafah menjadi sumber konflik. Bandung, 13 Juni 2020. (post)
Oleh Ayik Heriansyah
Pengurus LD PWNU Jabar