fbpx

Kitab Safinah an-Najah “PERAHU KESELAMATAN”

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

SORBANSANTRI.COM

– Umat muslim nusantara sudah tidak asing lagi dengan ini, begitu populer karena hampir seluruh madrasah dan pesantren, sejumlah majelis taklim, menjadikanya sebagai bacaan utama bagi “santri pemula dan jamaah”.

Kitab ini masuk dalam kategori fan fiqih. Dan begitu mendengar isinya fiqih, kitab ini tipis harganya kisaran 18rb – 20rb Rupiah pasti Anda tidak percaya, kitab setipis ini isinya fiqh dari masalah rukun islam, thaharah, sampai bab mayit.

Tipisnya kitab ini terkait dengan tipisnya “nalar masyarakat awam dalam fiqih”.
Sangat disayagkan bila kita telah menikmati sebuah karya, namun tak mengetahui siapa yang menulisnya. Terasa ada yg kurang, dan bisa jadi berkah kita bakal minus. Sebaliknya, mengenali sang penulis akan menjalin hubungan batin, sehingga cahaya ilmu yg tertransfer mampu menerangi relung hati pembaca. Dalam konteks sekarang, kita telah menyaksikan betapa manfaatnya kitab Safinah. Tidakkah terbenak dalam hati kita; siapa, sih, sang penyusun kitab tipis ini?

Syekh Salim bin Sumair dari Hadramaut, Yaman. Harus diakui bahwa popularitas sang penulis dikalahkan oleh Safinah-nya.
Dan, juga perlu diketahui bahwa beliau melawat dari Hadramaut (yaman) sampai ke nusantara (belum indonesia waktu itu) untuk meyebarkan ilmu. Tidak diketahui tahun kelahiran Syaikh Salim, yg tercatat meninggal di Batavia pada tahun 1271 H dan dikuburkan di Tanah Abang.

Sungguh beliau adalah ulama besar. Beliau bisa saja menulis kitab fiqih yg tebal. Tapi bagi beliau, sebuah karya harus benar² mengarahkan kepada target dan sasaran. Dan target itu tentunya adalah masyarakat muslim Indonesia.

Baca Juga  ARAB SAUDI MENANGKAP ULAMA-ULAMA WAHABI

Bukti akan keulamaan beliau dan kebermanfaatan karyanya, ulama besar dari , memberikan pujian, komentar dan catatan yg detil dan mendalam pada kitab Safinah. Pada akhirnya kitab Safinah dicetak bersamaan dengan komentar Syekh Nawawi yg berjudul Kasyifatus Saja fi Syarah Safinah an-Naja.

Kitab Safinah ini dengan izin الله swt. dan atas kehendak-Nya telah tersebar secara luas di kalangan para pecinta ilmu fiqih terutama yg menganut Madzhab Imam Syafi’. Kitab ini dikenal di negara baik Arab maupun Ajam seperti Yaman, Mekkah, Madinah, Jeddah, Somalia, Ethiopia, Tanzania, Kenya, Zanjibar, dan di berbagai belahan negara² Afrika.Namun demikian perhatian yg paling besar terhadap kitab ini telah diberikan oleh para ulama dan pecinta ilmu, yg hidup di semenanjung Melayu termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, dan negara-negara lainnya.

Kitab ini juga telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa asing seperti Indonesia, Melayu, Sunda, India, , dan lainnya.

Dengan perhatian khusus dan antusias tinggi para ulama telah berkhidmah (mengabdi) kepada kitab Safinah sesuai dengan kemampuan dan keahlian mereka masing². Banyak di antara mereka yg menulis syarah (buku pen­jelasan) kitab Safinah, di antara nama-nama kitab tersebut adalah:
Kitab Kasyifatus Saja ala Safinatin Naja (menyingkap tabir kegelapan dengan syarah kitab safinah). Kitab syarah ini adalah yg terbesar dan terluas dari yg lainnya, dipenuhi dengan masalah² fiqih yg pokok dan mendasar. Kitab ini ditulis oleh seorang ulama dari Jawa Barat yaitu Syekh Nawawi Banten. Beliau dilahirkan pada tahun 1230 H (1815M) dan berangkat ke Mekkah untuk mencari ilmu ketika masih kecil.

Baca Juga  Foto Perempuan Pengurus BEM Diblur, Pengurus NU sebut Mirip Yahudi Orthodox

Setelah mendalami ilmu agama, di kota suci Mekkah, beliau juga dari para ulama di kota suci Madinah, Syiria, dan Mesir. Beliau mengajar di Masjidil Haram Mekkah selama puluhan tahun sampai meninggal dunia pada tahun 1314 H (1897 M). Bagi saya, Syekh Salim sungguh seorang koki yg handal. Beliau paham betul tentang selera dan apa yg dimaui dan dibutuhkan oleh para pemula dalam belajar fiqh.

Jika ada sebagian pihak yang memandang kitab ini dengan nyinyir. Kitab fiqih kok enggak ada Al Qur’an dan hadits.
Maka saya harus katakan, di sinilah letak hebatnya Syekh Salim dengan Safinah-nya itu.
Perhatikan perumpamaan berikut ini: Apakah Anda akan menyebut seorang Chef (juru masak) andal ketika ia menyuguhkan gulai kambing, lalu Anda masih menemukan bau kambing atau bulu kambing?
Pasti Anda akan mengatakan “chef” pemula’.

Begitu pula dengan Safinah. Begitu hebatnya Syekh Salim ‘memasak’ Al Qur’an dan hadits, sehingga muncullah semangkok ‘fiqih’ yg nyaris tak terendus bau-bau Al Qur’an dan hadits. Tapi yakinlah, bahan utama ‘gulai’ Safinah adalah Al-Qur’an dan hadits.
والله اعلم

(sumber)

  • Bagikan

Pesan Bijak