Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita UtamaIdiologi ASWAJANahdlatul Ulama'Politik

KONFLIK PBNU-PKB SUDAH DIPREDIKSI OLEH GUS DUR

×

KONFLIK PBNU-PKB SUDAH DIPREDIKSI OLEH GUS DUR

Sebarkan artikel ini
SORBANSANTRI.COM

BERITA VIDEO

Sorbansantri.com – Konflik yang terjadi antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) baru-baru ini menjadi perhatian publik, namun sebenarnya, ketegangan ini sudah pernah diprediksi oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, tokoh besar NU yang juga pendiri PKB. Gus Dur pernah mengingatkan bahwa NU sebagai organisasi keagamaan harus menjaga jarak dari politik praktis. Menurutnya, “NU tidak melibatkan diri dalam urusan politik praktis. Biarlah soal politik menjadi milik dan tugas kelompok lain.” Pernyataan ini sejalan dengan khittah NU, yang menekankan bahwa NU berfokus pada pemberdayaan umat melalui jalur sosial-keagamaan, bukan pada kepentingan politik sehari-hari.

Lebih lanjut, Gus Dur juga menegaskan agar NU tidak memanfaatkan kekuatan organisasi untuk masuk ke dalam permainan politik dan kekuasaan negara. Dia pernah mengatakan, “NU tidak usah mencari peluang bermain di dalam ruang-ruang politik dan kekuasaan negara. Kalau Anda mau memperdayakan masyarakat tetapi Anda menghamba pada status quo, lalu bagaimana caranya?” Dalam hal ini, Gus Dur mengkhawatirkan bahwa jika NU terlibat terlalu dalam dengan kekuasaan, ia akan kehilangan netralitas dan sulit untuk menjadi penggerak perubahan bagi masyarakat. Pandangan ini kini dirasa semakin relevan, terutama ketika terjadi konflik atau perbedaan pandangan terkait kepentingan politik antara PBNU dan PKB.

Example 325x300

Di beberapa daerah, fenomena ini juga terlihat dalam bentuk penggunaan jabatan untuk mendukung pasangan calon, seperti dalam Pilkada Mojokerto. Di Mojokerto, misalnya, ada indikasi pihak tertentu yang menggunakan akses dan jabatan mereka untuk menggalang dukungan terhadap salah satu calon, sehingga memunculkan pertanyaan tentang independensi NU dalam politik lokal. Situasi ini menjadi refleksi bagaimana pesan Gus Dur tentang menjaga jarak NU dari politik praktis tetap perlu diperhatikan. Membiarkan NU berfokus pada perannya sebagai organisasi keagamaan yang netral adalah langkah penting agar NU dapat terus berfungsi sebagai penjaga nilai dan pemberdaya masyarakat tanpa terpengaruh dinamika politik kekuasaan.(AI Sorban)

@beritasorban Ketegangan antara PBNU dan PKB semakin terasa, tapi tahukah Anda? Tokoh besar NU, Gus Dur, sudah pernah memprediksi hal ini. Gus Dur dengan tegas mengingatkan, bahwa NU seharusnya tidak terlibat dalam politik praktis. 'Biarlah soal politik menjadi tugas kelompok lain,' katanya. #GusDur #PBNU #PKB #KhittahNU #PilkadaMojokerto #NetralitasNU #SorbanSantri #fyp #fypシ ♬ suara asli – Sorban Santri
Example 300250
Example floating

Pesan Bijak

SORBANSANTRI.COM
Berita Utama

us Fatih, Koordinator Alumni Pondok Pesantren Lirboyo Mojokerto, meluruskan informasi yang beredar di portal JURNAL DETIK.COM. Dalam berita itu disebutkan bahwa alumni Lirboyo Mojokerto mendukung penuh paslon 02 di Pilkada Mojokerto. Gus Fatih menegaskan, kehadirannya bersama para santri dan guru ke kediaman Kyai Asep hanya untuk silaturahmi, bukan deklarasi dukungan resmi dari Himasal.

SORBANSANTRI.COM
Berita Utama

BANSER yang dikenal dengan semangat perjuangan kemanusiaan tanpa memandang ras atau politik, mengalami penolakan dari raja-raja Bali saat menggelar Apel Kesetiaan. Ironisnya, acara ini bertepatan dengan Muktamar PKB yang hanya berjarak tidak terlalu jauh. Tanpa koordinasi yang baik, kegiatan BANSER ini justru menimbulkan gesekan, bahkan perintah untuk memulangkan pasukan BANSER dilakukan secara tiba-tiba. Di tengah memanasnya hubungan PBNU dan PKB, kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang netralitas dan komitmen BANSER. Bagaimana tanggapan mereka?

SORBANSANTRI.COM
Berita Utama

Pernah dengar cerita masa kecil Gus Dur? Ternyata, beliau dikenal sebagai anak yang bandel dan hiperaktif! Lahir di Jombang pada 1940, Gus Dur sering berpindah antara Jombang dan Jakarta karena ayahnya, KH. Wahid Hasyim, yang pernah menjadi Menteri Agama.

SORBANSANTRI.COM
Berita Utama

Gus Dulloh menjelaskan bahwa restu dari sesepuh telah diterima, meski belum ada deklarasi resmi. Keputusan ini adalah titah dari ayahandanya, Kiai Husein Ilyas, yang baru kali ini memberikan izin kepadanya setelah dua tawaran sebelumnya. Ia menegaskan bahwa negosiasi antar sesepuh bukan soal materi, tetapi komitmen untuk kemaslahatan masyarakat Mojokerto.