SORBAN SANTRI– Sebentar lagi pesta demokrasi PILBUB akan dilaksanakan di Kab. Mojokerto. Banyak taktik dan strategi diluncurkan untuk memperoleh suara dalam kompetisi tersebut. Mulai dari pemetaan Wilayah sampai dengan Pemetaan Organisasi dan Organisasi NU adalah salah satunya yang selalu saja tidak luput dari pemetaan tersebut, yang dikarenakan Manisnya NU jika ikut dan berpartisipasi dalam ranah politik.
Akan tetapi apa jadinya jika Suara warga NU ditarik oleh pasangan yang diusung oleh partai politik yang berseberangan dengan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah? disinilah letak ujian nyata bagi para kader PKPNU, ditengah manisnya janji pasangan calon BUPATI, ditengah gesekan dengan keluarga dan sahabat. Ke-NU-an warga Annahdliyah diuji, apalagi bagi tokoh dan kader penggerak NU yang akan diselalu dilirik pasangan calon pada PILBUB 2020 periode 2021-2024.
Agenda pemilihan BUPATI yang akan dilaksanakan pada Rabu, 09 Desember 2020, sejauh ini ada 3 BAPASLON yang akan ramaikan PILBUB Mojokerto.
Pasangan pertama yang memastikan diri maju di Pilbup Mojokerto yakni Ikfina Fahmawati dan Muhammad Al Barra (Ikbar). Ikfina merupakan istri mantan Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa yang lengser karena terjerat kasus korupsi. Sedangkan Barra, putra Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah KH Asep Saifuddin Chalim.
yang diusung 6 partai yaitu PKS, PAN, GERINDRA, NASDEM, HANURA, DEMOKRAT.
Pasangan kedua yaitu Pungkasiadi dan Titik Masudah juga optimis bisa melenggang di Pilbup Mojokerto 2020. Pungkasiadi saat ini menjabat Bupati Mojokerto. Dia menggantikan posisi Mustofa Kamal Pasa yang dicopot karena terjerat kasus korupsi.
Sedangkan Titik menjadi kader PKB Kabupaten Mojokerto. Dia juga aktif sebagai pengurus Fatayat. Perempuan berjilbab ini adik kandung Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.
Yang diusung Partai PKB dan PDIP
Pasangan ketiga adalah Yoko Priyono dan Choirun Nisa (Yoni) juga memantapkan langkahnya untuk maju di Pilbup Mojokerto. Yoko saat ini menjabat Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Mojokerto. Sedangkan Nisa pernah menjadi calon Bupati Mojokerto pada Pilkada 2015. Saat itu, dia dicoret oleh KPU karena persoalan rekomendasi dari DPP PPP.
Yang diusung dari Partai PPP dan GOLKAR
Untuk itu, hasil dari Pengkaderan PKPNU saat ini diperlukan karena materi siapa lawan siapa kawan akan bisa jadi kapan kawan kapan lawan. Mudah-mudahan warga NU Kab. Mojokerto khususnya, dalam menghadapi PILBUB 2020 tidak merusak ideologi ASWAJA NU. (abi sorban)