SORBAN SANTRI– Sejak ngaji online bisa dilakukan oleh setiap Ustadz dan caranya juga gampang, cukup pakai hp, tripod dan headset, langsung bisa ngaji. Tidak perlu tim dakwah, tidak usah pakai jasa profesional dan sebagainya. Di satu sisi ada nilai positifnya.
Di sisi lain ada semangat yang berlebih sehingga ingin ngaji terus di akun Medsosnya. Ngaji dan menyebarkan ilmu memang baik. Tapi kita lihat dulu bagaimana dahulu para Sahabat yang ngaji kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪُ اﻟﻠَّﻪِ ﻳُﺬَﻛِّﺮُ اﻟﻨَّﺎﺱَ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺧَﻤِﻴﺲٍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺭَﺟُﻞٌ: ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻋَﺒْﺪِ اﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﻟَﻮَﺩِﺩْﺕُ ﺃَﻧَّﻚَ ﺫَﻛَّﺮْﺗَﻨَﺎ ﻛُﻞَّ ﻳَﻮْﻡٍ؟
Abdullah bin Mas’ud mengajarkan ilmu setiap hari Kamis (seminggu sekali). Ada yang bertanya: “Wahai Abu Abdirrahman, saya senang jika kamu mengajar kami tiap hari”
ﻗَﺎﻝَ: ﺃَﻣَﺎ ﺇِﻧَّﻪُ ﻳَﻤْﻨَﻌُﻨِﻲ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺃَﻧِّﻲ ﺃَﻛْﺮَﻩُ ﺃَﻥْ ﺃُﻣِﻠَّﻜُﻢْ، ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺗَﺨَﻮَّﻟُﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟْﻤَﻮْﻋِﻈَﺔِ، ﻛَﻤَﺎ ﻛَﺎﻥَ اﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺘَﺨَﻮَّﻟُﻨَﺎ ﺑِﻬَﺎ، ﻣَﺨَﺎﻓَﺔَ اﻟﺴﺂﻣﺔ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ”
Ibnu Mas’ud menjawab: “Bukan aku tak mau. Tapi aku takut kalian jadi bosan. Saya carikan waktu ceramah untuk kalian seperti yang dilakukan oleh Nabi shalallahu alaihi wasallam kepada kami, karena takut kami jadi bosan” (HR Bukhari)
ﻋَﻦِ اﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ، ﻗَﺎﻝَ: «ﺣَﺪِّﺙِ اﻟﻨَّﺎﺱَ ﻛﻞ ﺟﻤﻌﺔ ﻣَﺮَّﺓً، ﻓَﺈِﻥْ ﺃَﺑَﻴْﺖَ ﻓَﻤَﺮَّﺗَﻴْﻦِ، ﻓَﺈِﻥْ ﺃَﻛْﺜَﺮْﺕَ ﻓَﺜَﻼَﺙَ ﻣِﺮَاﺭٍ، ﻭَﻻَ ﺗُﻤِﻞَّ اﻟﻨَّﺎﺱَ ﻫَﺬَا اﻟﻘُﺮْﺁﻥَ … »
Ibnu Abbas berkata: “Ajari ilmu kepada umat setiap Jum’at sekali. Jika tidak, boleh 2 kali. Jika ingin menambah maka 3 kali (dalam sepekan). Jangan jadikan umat Islam bosan terhadap Al-Qur’an” (Sahih Bukhari)
Alam Medsos tidak sama dengan Santri yang menetap di pondok. Tiap hari ngaji kitab, bahas ilmu dan seterusnya, karena memang dunianya bergelut dengan ilmu. Di alam Medsos terlalu banyak jenis manusia.
Jangan-jangan saya yang menulis tiap hari di FB ini juga cepat membosankan netizen? ” kata KH. Ma’ruf Khozin di beranda FB”
(red)