SORBAN SANTRI- Baru-baru ini, wacana mengenai pembubaran Front Pembela Islam (FPI) menguat di masyarakat. Seturut dengan itu, beberapa pihak pun memberikan respon.
Diantara mereka yang terus menerus membela FPI adalah Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnaen.
Ia menganggap FPI ini adalah aset bangsa Indonesia, oleh karenanya sudah selayaknya diberikan surat keterangan terdaftar oleh pemerintah.
Mendengari itu, apakah kita lantas percaya? Mengingat rekam jejak Tengku Zulkarnain sendiri yang banyak cacatnya.
Bagaimana tidak, meskipun mengaku sebagai ulama, banyak kelakuan Tengku Zulkarnain yang tidak terpuji. Bahkan dia kerap membuat pernyataan kontroversial yang terbukti salah di masyarakat.
Ada beberapa kasus yang menunjukan Tengku Zulkarnain tak pantas disebut ulama. Diantaranya,
Pertama, Tengku Zulkarnain memfitnah bahwa pemerintah telah membuat pasal yang akan melegalkan perzinahan. Dalam Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS), Ustadz Tengku mengatakan pemerintah akan menyediakan kondom bagi pemuda atau pelajar yang ingin melakukan zina.
Hal ini jelas keliru dan fitnah karena dalam RUU tersebut tidak ada pasal sebagaimana diucapkan Ustadz Tengku Dzulkarnain.
Kedua, Januari lalu, Tengku Zulkarnain menyebarkan hoaks tentang tujuh kontainer surat suara yang telah dicoblos. Fitnah yang disebarkan Ustadz Tengku Dzulkarnain belakangan terbukti tidak benar.
Setelah diklarifikasi, Ustadz Tengku menyebut cuitannya di twitter sebagai permintaan klarifikasi.
Ketiga, sering mengungkapkan ujaran kebencian di media sosial. Sebagai wakil dari MUI, seharusnya Tengku Zulkarnain bisa memberikan teladan dengan mengeluarkan perkataan yang baik dan tidak asal bicara.
Keempat, Tengku Zulkarnain sering salah dalam memberikan pengajian agama. Beberapa kesalahan itu di antaranya, salah mentashrif kata “kafir”.
Kemudian menyebut bahwa tembakau berasal dari kencing iblis. Setelah dilakukan analisa, ternyata hadis yang digunakan adalah hadis palsu atau hadis tertolak. Sebagai ulama seharusnya, Ustadz Tengku bisa lebih berhati-hati bicara agama.
Setelah beberapa kasus di atas, sekarang Tengku Zulkarnain membela mati-matian FPI agar lepas dari tuntutan masyarakat agar dibubarkan. Ini mungkin akan menjadi kesalahannya untuk kesekian kali.
Ia sesumbar mau ikut mendampingi FPI yang jelas-jelas menjadi ormas radikal dan anarkis.
Wajar saja ia berlaku demikian, karena sejatinya dia menjadi bagian dari kelompok pembenci pemerintahan Presiden Jokowi. Sehingga sangat wajar bila ingin terlihat sebagai pahlawan FPI yang berada di garis terdepan melawan Pemerintah.
Itulah kelakuan Tengku Zulkarnain, seorang bermulut kasar dan berkelakuan bejat namun mengaku sebagai ulama.(abi sorban)
(SUMBER KOLAM NALAR)