Perempuan-perempuan pada masa Jahiliyah
Buku yang menceritakan perempuan pada masa ini terdapat ratusan bahkan ribuan buku, al-Mar’ah fi Al-Jahiliah, Makanah al-Mar’ah fi jahiliyah wa al-Islam, Haqiqah al-unsta fi Islam wa al-jahiliyah, Al-Ma’ah fi al-asr al-jahili, zawajul al-Mar’ah fi ashr al-Jahilily, juga Tarikh al-Arab qabla Islam.
Secara umum keadaan perempuan pra-Islam sangatlah mengenaskan. Tidak hanya di Jazirah Arab tapi di seluruh dunia, silahkan baca buku-buku terkait dengan perempuan pada tahun 600 M ke atas (pra-Islam). Walau tidak semua perempuan berada pada tempat yang kurang baik. Ada pula di Jazirah Arab, perempuan yang memiliki kekayaan, pintar, hebat mereka dapat memilih kedudukan sendiri.
Menurut Muarrikh Arab (Ahli sejarah Arab) tidak sedikit perempuan juga memiliki kebebasan pada masa itu. Ia mencontohkan, seperti Sayyidah Khadijah seorang pedagang kenamaan, kaya raya, cerdas dan hebat, Beliau bisa mempekerjakan orang laki-laki dalam bisnisnya. Dan beliau mengutus Saudaranya Nafisah binti Munabbih untuk melamar Nabiyuna Muhammad, ketika itu Muhammad sangat masyhur dan menjadi perbincangan masyarakat Arab, sehingga Khadijah ingin tahu lebih jauh tentangnya dan kemudian mengutus Maisaroh (laki-laki) untuk menyertainya dalam perdagangan ke negeri Syam serta untuk melihat akhlaknya Muhammad. Khadijah adalah sosok perempuan berpengaruh pada masanya.
Berbagai pendapat tentang perlakuan masyarakat terhadap perempuan pada masa Jahiliyah (pra-Islam), namun secara umum yang penulis temukan adalah mereka dalam kondisi paling buruk dalam sejarah (baca: Al-Mar’ah fi al-ashri al-Jahili, Abdurrahman At-Thukhi). Perempuan yang terlahir dari rahim Istrinya, maka tetiba wajah suaminya marah memerah (mubghid), semua pada bersedih (huzn, ka’ab) dan wajahnya menghitam (sawad). Sebagaimana juga diceritakan dalam Al-Qur’an.