(Catatan untuk konfercab GP Ansor Mojokerto) – oleh H. Imron Rosyadi (abah Im).
Mojokerto, sorbansantri.com – Konfercab yang akan berlangsung pagi ini terasa istimewa, yang tidak tertemukan pada era-era sebelumnya. dinamikanya begitu terasa, beberapa sosok istimewa tertantang untuk turun, menjadi yg terdepan dalam estafet kepemimpinan GP. Ansor Mojokerto. Suasana seperti ini layak kita syukuri, kita ambil sisi positifnya, kita ambil hikmah nya.
Ada 5 sosok kader terbaik yg akan bersaing menduduki tampuk tertinggi di kepemimpinan GP Ansor Mojokerto akan datang, bahkan salah satunya adalah sosok no 2 di Mojokerto. Ada Gus Barra, ada Gus Fahmi, ada Gus Ali, ada Gus Mahbub serta Gus Syamsul. Semua adalah sosok calon yg potensial dan luar biasa, dengan latar kecakapan yang berbeda, semua salin melengkapi.
Hadirnya 5 sosok tersebut menjadi asumsi2 yg menarik,
- Keberhasilan kaderisasi di GP Ansor
- Berhasilnya transformasi GP Ansor.
- NU tidak akan paceklik kader.
- Mojokerto tidak susah menemukan pemimpin nya
- Kesiapan NU untuk “merebut” kepemimpinan lembaga potensial di Mojokerto
- “Pertarungan” lebih dini lebih menggairahkan dan lebih mendewasakan
1. keberhasilan kaderisasi GP. Ansor.
Muncul nya 5 kader terbaik sebagai calon pemimpin nya adalah fakta tak terbantahkan suksesnya kaderisasi, keseimbangan “olah raga dan olah fikir”
Suksesnya olah raga terindikasikan dengan sukses nya kirab panji2 NU pada HSN Tempo hari yang massif di berbagai kecamatan yang semua diinisiasi oleh Banser. Suksesnya olah fikir terukur dari pelaksanaan PKD di Ancab2, yang ditutup dengan pelaksanaan PKL beberapa yg lalu. Semua adalah proses yg membanggakan.
2. Berhasilnya transformasi GP Ansor
Adanya 5 calon pemimpin mengikuti bursa ketua GP ANSOR dengan latar belakang calon yang mumpuni, menjadi bukti ANSOR sangat menarik. Beberapa pemberitaan di media online maupun offline menunjukkan Ansor sebagai media darling, dan organisasi yg cukup diperhitungkan, ini sebuah proses yg tidak mudah.
3. NU tidak akan paceklik kader
Akhir2 sepanjang pantauan kami, tidak pernah menemukan ada kader2 minded, mantan2 ketua GP ANSOR menjadi ketua NU, sebagai bukti kesinambungan kader, fakta ini kedepan bisa jadi akan berubah, bila melihat peta kader di GP Ansor yg banyak tokoh2 potensial nya. Kesinambungan kaderisasi di NU akan menemukan jawabannya.
4. Mojokerto tidak kesulitan menemukan pemimpin nya.
Ketika ada perhelatan pemilihan pemimpin no 1 di Mojokerto, warga NU tidak susah menemukan dan menentukan pemimpin nya yg kadar ke NU annya 24 karat. Pemaksaan kader2 diluar NU, menjadi NU situasional, akan menjadi catatan masa lalu. Kita tidak sulit mencari calon-calon yang benar NU, optimis ini sangat rasional dengan hadirnya calon-calon ketua GP ANSOR ini.
5. Kesiapan NU untuk mewarnai kepemimpinan lembaga potensial di Mojokerto
Tidak lama lagi pemilu legislatif akan hadir.
Kesiapan NU untuk mewarnai semua lembaga strategis (partai) akan mudah. Tradisi ke NU an akan tertemukan di lembaga luar NU, bukan sebaliknya, membawa tradisi luar NU ke NU. Terjadinya senergi meski beda kendaraan tapi mereka berasal dari induk yg sama. Apapun makanannya minumannya tetap tetap ……, apapun partainya asalnya tetap NU
6. “Pertarungan” lebih dini lebih menggairahkan dan lebih mendewasakan
Konfercab kali ini mgkin ada tarikan2 yg bernuansa politik praktis, ini tidak masalah, proses ini akan mendewasakan NU muda untuk biasa berbeda, menjadikan perbedaan sebagai kekayaan, menjadikan perbedaan sebagai kewajaran. Bila ajang pertarungan seperti ini terjadi lebih dini seperti saat ini, maka kedepan di perhelatan di induknya kelak NU, bisa lebih diminimalkan, bila memang harus terjadi kita semua lebih siap lewat pembelajaran dini ini
Akhir nya selamat berkonfrensi, semoga terpilih best of the best, yg mampu membawa GP Ansor membumbung lebih tinggi.
Wallahu a’lam bisshawab. (redaksi sorban)