Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Sosial

Cegah DBD, Ansor Sei Beduk Lakukan Foging

×

Cegah DBD, Ansor Sei Beduk Lakukan Foging

Sebarkan artikel ini
SORBANSANTRI.COM

SORBANSANTRI.COM

SORBAN SANTRI – Puluhan anggota barisan Ansor serbaguna ( Banser) Sei Beduk, Minggu ( 20/09/2020) melakukan penyemprotan/fogging di kelurahan Tanjung Piayu. Penyemprotan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Example 500x500

Muhammad Fajri selaku Ketua Pimpinan Anak Cabang Ansor Sei Beduk mengatakan bahwa DBD merupakan salah satu jenis penyakit yang kerap terjadi dikala musim hujan seperti. Untuk itu mengantisipasi penyebaran DBD maka diadakan fogging.

“Gerakan Pemuda Beserta kader-kader Banser Kecamatan Sei Beduk dan Ranting telah menyatakan waspada DBD pada bulan September sampai akhir tahun 2020 nanti.” Kata Fajri.

Fajri juga menambahkan bahwa pelaksanaan Foging ini menyasar ke titik yang dinilai rawan penyebaran DBD. “Hari ini ada tiga titik yang menjadi konsentrasi kami. Pertama di RW 13 Perumahan kav. Pancur. Kedua di kavling pancur dan terahir di perumahan bukit lestari. Ada 9 RT di sana.” Ujar pria pencinta shalawat ini.

Sementara itu, Nur Wahidin ketua RW 01 Tanjung Piayu yang ikut dalam kegiatan fogging mengatakan sangat berterimakasih kepada teman-teman Banser yang telah melakukan penyemprotan di wilayahnya.

“Saya selalu Ketua RW 01 mengucapkan terimakasih, kawan-kawan Banser atas sudah melakukan pencegahan dini di lingkungan kami. semangatnya sungguh luar biasa. Saya juga meminta kepada warga RW 01 untuk selalu menerapkan hidup sehat.” Ucap pria yang biasa disapa pak nur ini.

Ditemui di tempat terpisah, ustadz Aziz Elmuna penasehat Gerakan Pemuda Ansor Sei Beduk mengatakan pentingnya juga menerapkan pola 3 M dalam kehidupan sehari-hari. “3 M itu yakni menguras, menutup dan mendaur ulang.” Ujar ustadz Aziz.(m. Fajri Sei Beduk)

Example 300250
Example floating

Pesan Bijak

SORBANSANTRI.COM
Berita Utama

BANSER yang dikenal dengan semangat perjuangan kemanusiaan tanpa memandang ras atau politik, mengalami penolakan dari raja-raja Bali saat menggelar Apel Kesetiaan. Ironisnya, acara ini bertepatan dengan Muktamar PKB yang hanya berjarak tidak terlalu jauh. Tanpa koordinasi yang baik, kegiatan BANSER ini justru menimbulkan gesekan, bahkan perintah untuk memulangkan pasukan BANSER dilakukan secara tiba-tiba. Di tengah memanasnya hubungan PBNU dan PKB, kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang netralitas dan komitmen BANSER. Bagaimana tanggapan mereka?