SORBAN Infokom | Jika suatu kelompok radikal ekstrimis berbahaya bagi NKRI terdengar beraktivitas di suatu daerah, tentu akan membangkitkan reaksi kontra/ penolakan dari massa yang tidak ingin daerahnya terpapar virus khilafah.
Kesadaran dan sensitifitas Arek-arek Malang terhadap isu khilafah ISIS terus diuji berkali-kali. Untuk kesekian kalinya Arek arek Malang kompak menolak aktivitas kelompok ekstrimis khilafah berkedok kajian MIUMI (sayap lain dari HTI) di Bumi Arema.
Setelah sempat ditolak oleh pihak UNIBRAW dan Arema Dau, acara kelompok MIUMI ini dipindah ke Hotel Radho Syariah di Jalan Simpang Kawi No. 3 Bareng Kota Malang.
Informasi tentang bahaya kelompok intoleran, radikalis dan ekstrimis khilafah HTI di media sosial menambah khazanah pengetahuan Arek arek Malang untuk bergerak membersihkan Malang dari provokasi berkedok pengajian. Arek Malang ingin agar Malang Raya kondusif tidak terprovokasi oleh aktivitas kelompok HTI yang sudah dibubarkan pemerintah.
Bahtiar Nasir (BN), pentolan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-MUI (yang sekarang berubah nama menjadi GNPF-Ulama), adalah salah satu tokoh utama Ultra radikalis yang menggerakkan massa beringas dalam demo demo berjilid-jilid di Jakarta di era Pilkada DKI lalu.
BN juga dikenal kaitannya dengan kasus penggalangan dana bantuan logistik dari Indonesian Humanitarian Relief (IHR) yang terbukti bukan ditujukan kepada warga sipil di Aleppo Suriah melainkan untuk kelompok teroris, Jaish al-Islam. Baca selengkapnya di artikel “Bachtiar Nasir akan Jelaskan Dana Yayasan dan Dugaan Pencucian Uang”, https://tirto.id/dtHJ.
Bachtiar Nasir juga pernah resmi jadi tersangka dalam kasus yang ditangani Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri. Salah satu tokoh penggerak Aksi 212 ini diduga terlibat kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) dana Yayasan Keadilan Untuk Semua (YKUS).
Sedangkan Arek Malang dikorlapi oleh Dersi, Rohman dan Brodin menggerakkan sekitar 50-70 arek Malang termasuk Pak RW Bareng dan arek arek parkiran Bareng Raya untuk membubarkan acara ini.
Polisi yang menjaga acara diturunkan sekitar 30 personil setelah menerima kabar akan terjadi demo penolakan.
Dalam acara BN ini, terlihat kelompok FPI yang diduga didatangkan dari pasuruan dan Kokam Muhammadiyah nampak berjaga-jaga di depan pintu masuk hotel. Jumlah mereka sekitar 15-20 orang saja. Diduga FPI dan kokam ini bukan asli arek Malang, dan kayaknya terlihat ketakutan menerima tantangan satu lawan 4 dari Arek Malang.
Ya, siapapun tahu jika mencoba membekingi acara kelompok HTI teroris akan berhadapan dengan militansi Arek Malang.
Pihak warga sekitar hotel menyayangkan tidak adanya pemberitahuan acara kepada RW dan karena itulah ijin acara ini dipertanyakan arek Malang.
Penolakan acara provokasi MIUMI berbalut tema tazkiyatun nufus (penyucian jiwa) ini pertama sedianya bertempat di kampus UNIBRAW kemudian klompok MIUMI ini memindahkan acaranya di Hotel Radho Syariah depan taman rekreasi Sengkaling. Di tempat yang baru inipun kegiatan mereka itu ditolak Arek Dau, dan akhirnya di mediasi oleh Polsek Dau dan batal digelar.
Lalu panitia acara memindahkan di Hotel Radho Kawi, tetap didemo Arek Malang hingga acara bubar pada 20.30. BN yang ketakutan berani turun keluar dari hotel pada pukul 23.19 setelah dimediasi oleh salah satu Korlap Brodin yang menjamin keamanan BN. Sedangkan peserta yang ada sekitar 150 an orang satu demi satu keluar hotel sambil diteriaki Arek Malang.
di poster acara tertera tanggal 9 Maret 2020 yang mengundang anak-anak muda kampus menjadi santapan empuk kelompok radikal HTI. Sehari sebelumnya salah satu arek Malang yang mengetahui acara ini akan terjadi, segera memberi peringatan di medsos FB untuk membubarkan acara ilegal ini.
Hasilnya sekian ormas kepemudaan di Malang merespon cepat dengan koordinasi bersama aparat keamanan Polresta Malang agar demo kontra acara ini tidak berakhir ricuh. (reporter EfeR)