UJIAN MENTAL, KEASWAJAAN DAN KEBANGSAAN MENJADI SARAT UTAMA KENAIKAN TINGKAT PSNU

sorbansantri.com – Suasana pagi hari yang sejuk nampak gumpalan mendung menyelimuti langit sehingga menutupi cayaha matahari di pagi hari itu, tepatnya pada pukul 08.00. WIB. Tgl 31 Januari 2021.tampak para santri berpakaian Serba hitam dan di balut sabuk hijau yang terikat di pinggang (pakaian sakral PSNU Pencak Silat Nahdlatul Ulama) sedang berdatangan berkumpul di lapangan dusun sarirejo/ jalinan, Plososari, Puri, Mojokerto.untuk mengikuti acara ujian kenaikan tingkat dari sabuk strip polos ke strip putih.

Ujian ini adalah ujian tingkat dasar sebelum Santri Pagar Nusa masuk ke jenjang berikutnya, mereka harus mengikuti ujian mental,materi ke aswajaan,materi kebangsaan,dan materi pencak silat. UKT pada tahun ini di ikuti oleh sekitar 30 peserta mulai dari usia 8 tahun sampai 12 tahun, hadir pula dalam acara tersebut dewan pengurus wilayah pagar Nusa Jawa timur yaitu H. Budi. Mbah Sumarno. Dan juga pengurus cabang kabupaten Mojokerto yaitu kang Hariadi kang Dedi dan Mbah Muslimin.tak ketinggalan para dewan pendekar dari berbagai ranting pagar nusa sebagi tim penguji juga datang di acara itu.

Baca Juga  Penutupan Giat Rijalul Ansor Ranting Ngoro Bersamaan Dengan Ruwah Desa

Acara dimulai dengan jalan fisik keliling desa Plososari dari dusun jalinan ke makam Sayyid Mahmud Tirim Plososari, jalan fisik yang di lalui para santri PSNU cukup jauh sekitar 3 km baru sampai di makam Sayyid Mahmud tirim. Di sana mereka melakukan tawassul, istighotsah dan berdoa bersama agar mendapat ridho dari Allah Swt.

Setelah istighotsah,mereka berjalan lagi, namun kali ini di buat beberapa kelompok untuk mengikuti tes dari tim penguji di setiap pos pos yang di laluinya.namun di tengah tengah ujian tes tiba tiba hujan lebat turun suasana makin seru karena diguyur hujan, dalam keadaan basah kuyup santri dan tim penguji tetap semangat. Jika para peserta sudah sampai pos terakhir mereka kembali berkumpul di lapangan dsn jalinan untuk mengikuti upacara dan menerima tausyiah serta penyematan sabuk oleh H Budi.

Baca Juga  PEDULI KORBAN GUNUNG SEMERU ANSOR PAC PUNGGING TURUN KE JALAN

Walaupun keadaan lapangan tergenang air karena habis di guyur hujan, H Budi tetap semangat dengan suara lantang berapi api menyampaikan pesan pesan moral tentang tujuan mengikuti pencak silat Nahdlatul Ulama.
Bahwa mengitkuti pencak silat bukan untuk mencari musuh,bukan untuk kesombongan,bukan untuk adigang adigung,tapi harus mengedepankan akhlak mulia, rendah hati, tawadduk,taat, patuh, sopan santun baik kepada kedua orang tua,guru,dan sesama santri, sanggup menjaga ajaran Aswaja dan mengabdikan diri kepada bagsa dan agama. Setelah doa dan penutup para santri kemudian makan purakan ala santri.
(Sorban Santri Rosyid).

Tinggalkan Balasan