Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Berita Utama

Perbedaan antara Salafi dan Wahabi

×

Perbedaan antara Salafi dan Wahabi

Sebarkan artikel ini
SORBANSANTRI.COM

sorbansantri.com – Mungkin sebagian orang masih bingung dengan istilah Salafi-Wahabi, dan apakah perbedaan dari keduanya. Untuk menjawab pertanyaan itu, marilah kita lihat penjelasan dari Allamah Habib Hasan Assegaf dalam kitab Salafi Wahabi. Beliau berkata:

لا يقولون وهابية لأن هذا لقب صار مستشنعا

Example 500x500

“Tidak dikatakan kepada Salafi masa ini dengan sebutan Wahabi, karena julukan Wahabi ini telah menjadi stiqma negatif”. (Salafi Wahabi, Allamah Hasan Assegaf, Hal 20)

Menurut penuturan Habib Hasan Assegaf as-Syafi’ie nama Wahabi telah menjadi stiqma negatif, sehingga untuk melancarkan misi dakwahnya mereka (para gembong Wahabi) membutuhkan baju baru, dan baju baru mereka itu bernama Salafi. Masih dalam kitab yang sama beliau berkata:

الحقيقة أنه لا فرق بين السلفية و الوهابية فهما وجهان لعملة واحدة، فهم يعتقدون بنفس المعتقدات و الأفكار

“Pada kenyataanya, tidak ada perbedaan antara Salafi dan Wahabi, karena keduanya (Salafi & Wahabi) memiliki misi satu misi, mereka pula memiliki keyakinan dan pemikiran yang sama”. (Salafi Wahabi, Hal 19)

Dari penuturan di atas dapat diambil kesimpulan.

-Salafi yang muncul di-era ini adalah Wahabi itu sendiri. Mereka menggunakan nama Salafi, untuk berkelit dan menyembunyikan identitas dari publik, dikarenakan stiqma negatif yang telah menempel pada istilah ini.

-Salafi dan Wahabi adalah dua wajah, yang memiliki keyakinan dan pemikiran satu, bukan dua golongan yang berbeda”.

Inilah daftar ustadz-ustadz Salafi Wahabi di Indonesia yang perlu diwaspadai, mereka memakai label ustadz-ustadz Sunnah untuk menipu kalangan awam.

SORBANSANTRI.COM

sumber

Example 300250
Example floating

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SORBANSANTRI.COM
Berita Utama

Ahlusunah wal Jama’ah (Aswaja) adalah golongan Islam yang berpegang teguh pada ajaran Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah ﷺ, serta ijma’ dan qiyas, dengan pendekatan moderat dan menghindari ekstremitas.