oleh (KH DR Surahman Hidayat MA) SCC Pusat
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ الغُرِّ المُحَجَّلِينَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وأحْبَابِه وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ».
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
KHUTBAH I
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Alhamduillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur hanya milik Allah Swt yang telah memberikan banyak nikmat dan rahmat-Nya kepada kita. Terutama nikmat Iman, Islam, dan Ihsan. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan umat manusia, baginda Nabi Muhammad saw, kepada seluruh keluarga, para sahabat, serta seluruh ummatnya hingga akhir zaman.
Di antara keistimewaan yang Allah berikan kepada umat Muhammad saw adalah umat ini dijadikan oleh Allah sebagai khairu ummah (umat terbaik) yang dihadirkan untuk memberikan maslahat kepada umat manusia. Allah befirman,
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ
Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kalian) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah (QS Ali Imran: 110)
Posisi umat terbaik tersebut bukan pilihan pribadi dan bukan pula keinginan manusia. Namun merupakan pilihan dan ketetapan Allah berdasarkan hikmah dan pengetahuan-Nya. Karena itu sudah seyogyanya umat Islam bangga dan bersyukur atas posisi terhormat yang Allah berikan. Mereka harus menunjukkan identitas dan jati dirinya sebagainya umat yang terbaik dan mulia, baik dalam hal ibadah, akhlak, muamalah, dan terutama dalam hal akidah.
Tauhid sebagai pondasi utama akidah umat harus benar-benar ditunjukkan dan dijaga dengan baik. Ia adalah bagian dari jalan Islam dan jalan yang lurus yang senantiasa menjadi satu-satunya doa dalam surat al-Fatihah yang dibaca pada setiap shalat dan berbagai kesempatan lainnya.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
“Tunjuki kami jalan yang lurus, jalan orang yang Kauberi nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurka, dan bukan (jalan) mereka yang sesat” (QS. Al-Fatihah ayat 7).
Jalan Islam atau jalan yang lurus inilah yang akan mengantarkan pada nikmat Allah yang kekal abadi. Ia adalah jalan keselamatan dan kebahagiaan. Kelurusan dan keistikamahan akidah menjadi kuncinya. Tidak boleh mengikuti jalan keyakinan kelompok lain yang dimurka atau jalan keyakinan kelompok lain yang tersesat jalan. Dengan kata lain, tidak boleh meniru, menyerupai, dan mencontoh hal-hal yang terkait dengan keyakinan dan akidah umat di luar Islam.
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُم
Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari mereka. (HR Abu Daud)
Karena itu, umat Islam harus bangga dengan akidahnya sendiri. Salah satunya dengan memuliakan dan mengagungkan syiar-syiar dan ajaran Islam. Pasalnya, itu adalah salah satu bentuk ketakwaan dalam hati. Allah befirman,
ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (QS al-Hajj: 32).
Wujud lain dari bangga dengan akidah Islam adalah tidak menyembah dan tidak meminta kecuali kepada-Nya (iyyaka na’budu wa iyyaka na’sta’in). Dialah Tuhan dan sandaran satu-satunya. Dialah yang layak disembah dan diminta. Hanya Dia yang dapat memenuhi seluruh harapan baik hamba. Serta hanya Dia yang dapat memberikan apresiasi dan balasan terbaik kepada amal saleh manusia.
Oleh sebab itu, beribadah, berdoa, dan bersandar harus kepada-Nya semata. Itulah yang dilakukan oleh Nabi saw. Pada saat-saat genting, di antaranya pada saat perang Badar, Nabi saw bangkit berdiri di saat malam untuk berdoa bermunajat kepada-Nya. Tiada lagi harapan dan sandaran kecuali kepada Allah Swt.
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلْفٍ مِّنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَىٰ وَلِتَطْمَئِنَّ بِهِ قُلُوبُكُمْ ۚ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِندِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut” Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS al-Anfal: 9-10).
Demikianlah, doa dan munajat yang tulus disertai dengan ikhtiar dan ibadah yang benar akan menghasilkan pengabulan yang luar biasa. Allah memberikan kabar gembira, ketenangan sikap optimis, dan keyakinan bahwa hanya Allah yang dapat menghadirkan kemenangan meskipun dalam kondisi yang sulit dan tampak mustahil.
Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Dia Mahakuasa melakukan apa saja. Yang penting ada keikhlasan dalam beramal ibadah, disertai dengan ikhtiar yang maksimal, serta doa dengan penuh keyakinan, dengan itu semua insya Allah Dia akan mengabulkan dan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ تَـنۡصُرُوا اللّٰهَ يَنۡصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ اَقۡدَامَكُمۡ
Hai orang-orang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Itulah janji Allah. Sangat mudah bagi Allah untuk melindungi dan menjaga bangsa ini dari kehancuran. Sangat mudah bagi Allah untuk menolong dan membela agama-Nya. Sangat mudah bagi Allah mewujudkan kemuliaan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta dalam mewujudkan tujuan nasional. Yang harus dilakukan oleh kita selaku umat-Nya adalah memenuhi perintah-nya, menjauhi larangan-Nya, memantaskan diri untuk mendapat janji-Nya disertai prasangka baik pada-Nya.
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي
Sesungguhnya Aku berdasarkan pada prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku akan selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku.(HR al-Bukhari)
Semoga taufik dan inayah Allah membersamai kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH II