KISRUH OMNIBUS LAW JANGAN SAMPAI DI TUNGGANGI OKNUM YANG BERTUJUAN POLITIK PRAKTIS

SORBAN SANTRI- Undang-Undang Cipta kerja yang baru saja di sahkan menuai polemik, banyak pro-kontra bukan hanya di kalangan elit parpol, bahkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pun ikut menyoroti kebijakan tersebut, PBNU menilai kebijakan tersebut sangat sarat ketidakadilan bagi kaum buruh, perlu evaluasi tetapi dengan cara yang baik tidak Demonstrasi atau sampai mogok kerja, sementara di pihak lain seperti Bapak Dahlan Iskan menilai kebijakan tersebut cukup tepat sebagai titik awal kebangkitan ekonomi Indonesia disaat negara lain seperti vietnam, malaysia dan negara kawasan berlomba-lomba menarik investor, dan menurut Pakar Pemerhati Kebijakan Publik Bapak Trubus Rahadiansyah menilai kebijakan tersebut bisa menarik investor yang beberapa tahun ke belakang banyak yang memilih hengkang dari Indonesia, beliau juga menilai kebijakan itu bisa membuat perputaran investasi yang merata bukan hanya di kota-kota besar saja, tetapi akan menyasar ke daerah-daerah lain dalam memilih upah minimum regional daerah.
Tidak sedikit pula yang menilai kisruhnya kebijakan ini sangat sarat campur tangan kepentingan politik yang menunggangi serikat buruh, seperti yang di beritakan Serikat buruh KSPN pastikan tidak akan terlibat dalam aksi mogok kerja nasional, banyak yang menilai jaringan buruh yang ngotot demo dan mogok nasional adalah jaringan buruh dari Said Iqbal (Kader PKS) yang sempat gagal di Pemilihan Legislatif, Bukan hanya itu saja, Gatot Nurmantyo yang sempat kontroversi tentang isu kebangkitan Komunis (PKI) pun mendukung Demonstrasi kaum buruh, termasuk mogok kerja nasional, Gatot Nurmantyo juga menyatakan bahwa banyak para ulama yang mendoakan beliau agar menjadi presiden untuk menyelamatkan Indonesia dalam acara jaringan KAMI yang sempat di tolak berbagai daerah tersebut.
Mentri Ketenagakerjaan Republik Indonesia pun membuka suara kepada semua Serikat pekerja / buruh, bahwa mogok kerja bukan jalan yang tepat untuk menemukan solusi yang tepat.
“Saya dengan antusias menunggu teman-teman di meja dialog, bukan di jalanan.saya percaya kita selalu bisa menemukan jalan tengan yang saling menenangkan”
“Kita sedang berupaya menyalakan lilin, bukan menyalahkan kegelapan” ujar Ida Fauziyah (Kemenaker RI)
– Haddi VJB | Aswaja Media

Tinggalkan Balasan