fbpx

Keresahan Perwakilan PWNU se-Indonesia Terhadap Kepemimpinan PBNU 2022-2027 Disorot dalam FGD Pra-MLB NU

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM
FGD Pra-MLB NU: PBNU Melanggar Nilai Cinta Kasih & Kesatuan © JPNN.COM

SURABAYA – Ketua Panitia Pra-Muktamar Luar Biasa (), KH Mas Maftuh, mengungkapkan bahwa perwakilan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia yang menghadiri focus group discussion (FGD) Pra- di Surabaya, (17/12), merasakan keresahan yang sama terhadap kepemimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027.

“Perselisihan, perpecahan, saling curiga, dan saling menjatuhkan antarkader, baik dalam struktur maupun di luar struktur NU, menjadi fenomena yang paling dikhawatirkan saat ini,” ujar Kiai Maftuh.

Menurutnya, meski dalam kadar tertentu dinamika semacam ini bisa dianggap wajar dalam organisasi, situasi selama kepemimpinan PBNU 2022-2027 memperlihatkan peningkatan signifikan dalam perselisihan dan perpecahan tersebut. Kondisi ini bahkan merambah hingga ke tingkat Majelis Wakil Cabang (MWC) dan ranting.

Kepemimpinan PBNU Dinilai Kontra Produktif

Kiai Maftuh menyebut bahwa pemicu utama kondisi ini bukan berasal dari daerah, melainkan dari gaya kepemimpinan PBNU yang dinilai mengatasnamakan kebijakan dan penegakan aturan dengan jargon “tegak lurus, satu komando bersama PBNU.”

“Apa yang dilakukan PBNU justru kontra produktif terhadap arah dan amanat Muktamar ke-34 NU di Lampung,” jelasnya.

Baca Juga  OJK Cabut Izin Paytren Milik Yusuf Mansur: Kantor Tidak Ditemukan!

Lebih lanjut, Keluarga Besar Pondok Pesantren Ndresmo itu mengungkapkan bahwa fenomena ini mencerminkan hilangnya nilai utama NU dalam jiwa dan kepribadian pemimpin PBNU.

“Nilai , kasih sayang, rukun, , dan pribadi unggul yang menjadi perintah, nasihat, sekaligus wasiat Hadratussyeikh KH M. Hasyim Asy’ari dalam mukadimah seolah memudar,” katanya.

Evaluasi Kinerja PBNU dalam FGD

FGD yang digelar bertujuan mengevaluasi kinerja PBNU serta mengukur tingkat konsistensi Mandataris Muktamar ke-34 NU di Lampung terhadap enam indikator utama, yaitu:

  1. Konsistensi terhadap Qonun Asasi NU.
  2. AD-ART NU.
  3. Khittah NU.
  4. Visi, , dan program.
  5. Arah Kebijakan NU 100 Tahun ke-2.
  6. Arah Program 2021-2026/2022-2027.

Hasil evaluasi peserta FGD menunjukkan bahwa kinerja PBNU dinilai berada di luar garis yang telah ditentukan. “Kinerja PBNU bahkan cenderung melenceng, sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan NU kehilangan jiwa dan kepribadiannya,” kata Kiai Maftuh.

Ia menambahkan bahwa model kepemimpinan PBNU saat ini berpotensi merusak akar keluhuran nilai, budaya, dan kearifan berbasis Islam wal Jama’ah (Aswaja) serta berbasis pesantren.

@beritasorban Surabaya menjadi saksi keresahan para perwakilan PWNU se-Indonesia yang hadir dalam Focus Group Discussion (FGD) Pra-Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama. Ketua Panitia, KH Mas Maftuh, menyoroti meningkatnya perselisihan, perpecahan, dan saling curiga di tubuh NU selama kepemimpinan PBNU periode 2022-2027. Fenomena ini bahkan merambah hingga ke tingkat MWC dan ranting. Kiai Maftuh menilai, pemicunya adalah kebijakan PBNU yang dianggap kontra produktif terhadap amanat Muktamar ke-34 di Lampung. Dalam FGD, peserta mengevaluasi kinerja PBNU berdasarkan enam indikator utama, termasuk Qonun Asasi dan Khittah NU. Hasilnya, kinerja PBNU dinilai melenceng dan dikhawatirkan dapat menggerus nilai Aswaja dan tradisi pesantren. Apakah NU mampu kembali ke jalur semangat persatuan dan kasih sayang yang diwariskan Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari? Mari kita nantikan langkah selanjutnya. #PraMLBNU #KepemimpinanPBNU #NUBersatu #FGDPraMLB #MuktamarNU #KhittahNU #AswajaBerkarya #NU100Tahun #NUIndonesia #RukunBersatu #fory ♬ suara asli – Sorban Santri
  • Bagikan

Pesan Bijak