fbpx

Biografi Imam as-Suyuthi

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

SORBANSANTRI.COM
KELAHIRAN

Imam as-Suyuthi lahir pada awal bulan Rajab tahun 849, tepatnya pada 3-10-1445 Masehi, di Mesir setelah Maghrib malam Ahad.

Nama ayah beliau Abu Bakr Muhammad ibn Abi Bakr. Seseorang yang ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti: fikih, hitung-menghitung, ushul, debat, , sharaf, bayan, badi’, menulis, dan seorang yang cerdas. Sejak muda ia telah meningalkan keluarganya di al-Usyuth dan merantau ke untuk menimba ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kedekatannya dengan Amir Syaikhu. Selama itu ia mendalami fiqih hingga pada tahun 1451 M wafat dalam usia 50 tahun, ketika Imam as-Suyuthi berumur enam tahun. Sedangkan Ibu Imam as-Suyuthi adalah keturunan Turki.

NASAB

Imam al-Hafizh Abu al-Fadhl Jalal ad-Din ‘abd ar-Rahman ibn Kamal ad-Din abi al-Manaqib abi Bakr ibn Nashir ad-Din Muhammad ibn Sabiq ad-Din abi Bakr ibn Fakhr ad-Din ‘Utsman ibn Nashir ad-Din Muhammad ibn Saif ad-Din Khadhr ibn Najm ad-Din abi al-Shalah Ayub ibn Nashir ad-Din Muhammad ibn as-Syaikh Hammam ad-Din al-Hammam al-Khudhairiy al-Usyuthiy.

WAFAT

Imam as-Suyuthi wafat disebabkan sakit tumor ganas di lengan kiri beliau. Ada juga yang mengatakan beliau jatuh kemudian terbaring sampai tujuh hari hingga akhirnya beliau wafat sebelum fajar malam Jumat, 19 Jumadil Ula tahun 911 H/17-10-1505 M di rumah beliau. Beliau dibacakan surat Yasin ketika sekarat, kemudian disholatkan oleh banyak orang di rumah beliau setelah shalat Jumat. Kemudian dishalatkan lagi untuk yang kedua kalinya oleh banyak orang yang jumlahnya tidak bisa dihitung karena saking banyaknya. Orang-orang di Damaskus juga melakukan shalat ghaib untuk beliau. Imam as-Suyuthi Rahimahullah dikuburkan di Kairo.

PENDIDIKAN

Imam as-Suyuthi memulai pendidikanya dengan belajar kepada ayahnya, beliau memberikan perhatian penuh terhadap Imam as-Suyuthi, mendidiknya untuk al-Qur’an, bahkan menemaninya belajar hadits kepada Ibnu Hajar al-Asqalani. Maka Imam as-Suyuthi kecil tumbuh dengan baik karena mendapat perhatian yang utuh dari orangtua dan para gurunya. Ia mampu menyelesaikan studinya di Masjid al-Syaikhuni setelah kematian ayahnya.

Berkat kecerdasannya, Imam as-Suyuthi mampu menghafalkan al-Qur’an sebelum genap berusia 8 tahun. Kemudian beliau menghafal ‘Umdat al-Ahkam dan al-Minhaj karangan imam an-Nawawi; dan al-Minhaj karangan imam al-Baydhawiy.

Baca Juga  Mengapa Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh dalam Peristiwa G30S/PKI?

Setelah menghafal al-Qur’an, ia melanjutkan petualangan intelektualnya dengan mendalami fiqih mazhab Syafi’i kepada ‘Alamuddin al-Bulqaini dan diteruskan dengan al-Bulqaini. Ia mendalami ilmu-ilmu keagamaan dan bahasa Arab dengan Syeikh Syarafuddin al-Minawi dan Muhyiddin al-Kafiyaji (w. 889 H). Selanjutnya mendalami kitab Shahih , as-Syifa fi Ta’rif Huquq al-Musthafa, dan sebagainya bersama Syeikh Syamsuddin Muhammad Musa. Kemudian mempelajari hadits dan bahasa Arab sekitar empat tahun bersama Taqiyuddin al-Syumani al-Hanafi (w. 872 H).

Rihlah merupakan suatu kebutuhan penting bagi penuntut ilmu, karena dengan rihlah kita bisa menyingkap tabir cakrawala demi mendapat kelebihan-kelebihan. Masing-masing daerah menyimpan ilmu-ilmu dan ulama yang berbeda, apa yang ada pada ulama di suatu daerah mungkin tidak dimiliki ulama daerah lain, maka, setelah imam as-Suyuthi banyak menuntut ilmu dari para ulama di daerahnya, beliau kemudian pergi menuntut ilmu ke berbagai daerah untuk memperoleh hadis atau keilmuan.

Maka Imam as-Suyuthi mengembara ke Syiria, Yaman, India, Maroko, Mesir dan banyak wilayah Islam lainnya. Ia pun berkali-kali mengunjungi Hijaz baik untuk menunaikan ibadah haji maupun menimba pengetahun. Beliau bertemu dan belajar dengan banyak ulama pada saat itu, dan beliau juga menuntut ilmu dari murid-murid ayahnya. Imam as-Suyuthi belajar berbagai ilmu pengetahuan dari mereka, seperti tafsir, hadis, fikih, mantiq, ilmu kalam, adab, serta ilmu tata bahasa.

GURU-GURU

Setelah dikumpulkan sekian banyak nama guru-guru imam as-Suyuthi, didapati bahwa jumlah guru beliau sekitar 204 orang, 42 orang dari perempuan, dan 162 orang laki-laki. Ini menunjukkan bahwasnya perempuan juga berperan penting dalam keilmuan imam as-Suyuthi. Beliau juga belajar kepada ulama dengan latar mazhab yang berbeda.

Beberapa nama guru imam as-Suyuthi:

  1. Ibrahim ibn Ahmad ibn Yunus al-Ghaziy Tsamma al-Halbiy Burhan al-Din (ibn al-Dhu’ayyaf), lahir tahun 792 H.
  2. Ahmad ibn Ibrahim ibn Sulaiman al-Qalyubiy Abu al-‘Abbas (w. 868 H).
  3. Ibrahim ibn Muhammad ibn ‘Abdillah ibn al-Dairiy al-Hanafiy Burhan al-Din (w. 876 H).
  4. Abu Bakr ibn Ahmad ibn Ibrahim al-Makkiy Fakhru al-Din al-Mursyidiy (w. 876 H).
  5. Abu Bakr ibn Shidqah ibn ‘Aliy al-Munawiy Zakyu al-Din (w. 880).
  6. Abu Bakr ibn Muhammad ibn Syaddiy al-Hushaniy (al-Hushkafiy) al-Syafi’i Taqiyyu al-Din (w. 881 H).
  7. Abu Bakr ibn ‘Aliy ibn Musa al-Hasyimiy al-Haritsiy al-Makkiy (w. 895 H).
Baca Juga  LBM PCNU SURAKARTA OPEN RECRUTMEN PERUMUS, MUSOHHIH, PENGURUS DAN TIM AHLI

Kebanyakan dari guru imam as-Suyuthi meninggal pada tahun 870-880 H. Ini artinya beliau belajar kepada guru-gurunya dalam usia kurang dari 30 tahun.

MURID-MURID

Murid-murid imam as-Suyuthi pun sangat banyak, dan penulis hanya akan menyebutkan beberapa diantaranya, yaitu:

  1. Ahmad ibn ‘Aliy ibn Zakaria Syihab ad-Din al-Judayyidiy (819-888)
  2. Asy-Syihab ibn Abi al-Amir al-Iyasiy al-Hanafiy asy-Syafi’i (lahir 863 H)
  3. Ahmad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn as-Siraj al-Bukhariy al-Hanafiy (883-948 H)
  4. Ibrahim ibn ‘Abd ar-Rahman ibn ‘Ali al-‘Alqamiy al-Qahiriy asy-Syafi’i (923-994 H)
  5. Ahmad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn ‘Aliy ibn Hajar al-Haitamiy asy-Syafi’i (w. 973 H)
  6. ‘Abd al-Wahhab ibn Ahmad asy-Sya’raniy (asy-Sya’rawiy) asy-Syafi’i (w. 973 H)
  7. Abu al-Khair ibn ‘Amus ar-Rasyidiy al-Hashariy

KARYA-KARYA

Imam as-Suyuthi menulis buku yang sangat banyak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, yang tidak dapat penulis rincikan satu persatu. Namun, beberapa diantaranya adalah :

Bidang al-Quran dan Ulum al-Quran

  1. Al-Itqan fi ‘Ulum al-Quran
  2. Mafatih al-Ghaib fi at-Tafsir
  3. Nawahid al-Abkar wa Syawarid al-Afkar
  4. Tafsir al-Jalalain
  5. Turjuman al-Quran

Bidang Hadis dan Ulum al-Hadis

  1. Jami’ al-Kabir (Jam’u al-Jawami’)
  2. At-Tawsyih ‘ala al-Jami’ ash-Shahih
  3. Ad-Dibaj ‘ala Shahih Muslim ibn al-Hajjaj
  4. Alfiyyah fi Mushtholah al-Hadis
  5. Tadrib ar-Rawi fi Syarhi an-Nawawi
  6. Al-Luma’ fi Asbabi Wurud al-Hadis
  7. Al-Musalsalat al-Kubro

Bidang Fikih dan Ushul Fikih

  1. Al-Hawi li al-Fatawi
  2. Taqrir al-Isnad fi Taysir al-Ijtihad
  3. Al-Asybah wa an-Nazhoir fi Qawa’id wa furu’ asy-Syafi’iyyah
  4. ‘Ulum al-‘Arabiyyah
  5. Al-Muzhir fi ‘ulum al-lughah
  6. Al-Asybah wa an-Nazhair fi ‘ilmi an-Nahwi
  7. Al-Iqtirah fi Ushuli an-Nahwi
  8. At-Tawsyih ‘ala at-Tawdhih
  9. Jam’u al-Jawami’ fi an-Nahwi
  10. Miftah at-Talkhish
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan