Gaza, 16 November 2024 – Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk di tengah konflik yang terus berlangsung antara Israel dan Palestina. Lembaga-lembaga kemanusiaan yang beroperasi di wilayah tersebut melaporkan bahwa bantuan internasional telah mencapai titik terendah dalam sejarah, dengan pasokan pangan, obat-obatan, dan perlengkapan medis hampir habis. Sumber-sumber di lapangan mengungkapkan bahwa serangan-serangan militer Israel semakin menggempur infrastruktur vital di Gaza, menyebabkan penghentian operasi sejumlah lembaga bantuan dan memperburuk krisis kemanusiaan.
Menurut sebuah laporan dari organisasi non-pemerintah (NGO) internasional yang berbasis di Gaza, kondisi ini semakin diperburuk oleh dugaan adanya strategi yang disengaja oleh militer Israel untuk mengguncang stabilitas internal wilayah tersebut. Beberapa sumber mengatakan bahwa pasukan Israel sengaja melancarkan serangan terhadap fasilitas polisi Palestina dengan tujuan memicu kerusuhan dan penjarahan. Serangan ini mengarah pada pengepungan dan kerusakan kantor-kantor polisi yang memicu ketegangan di kalangan masyarakat.
Serangan Tersebut Diperkirakan Berdampak Langsung pada Akses Bantuan
“Penjarahan dan kerusuhan yang terjadi setelah serangan ini menyebabkan akses ke sejumlah titik distribusi bantuan semakin terbatas,” ujar Ahmad Abu Salah, juru bicara salah satu NGO yang bergerak di Gaza. “Kebutuhan akan bahan pangan dan obat-obatan mencapai puncaknya. Jika tidak ada perubahan dalam distribusi bantuan, bisa dipastikan krisis kemanusiaan ini akan memburuk lebih jauh.”
Sementara itu, organisasi-organisasi kemanusiaan internasional seperti Palang Merah dan UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East) telah mengajukan permintaan mendesak kepada komunitas internasional untuk meningkatkan bantuan ke Gaza dan memfasilitasi gencatan senjata sementara untuk memungkinkan bantuan masuk tanpa halangan.
Krisis Kemanusiaan Semakin Mengkhawatirkan
Krisis kemanusiaan di Gaza telah memunculkan kekhawatiran global. Sejak dimulainya serangan militer Israel terhadap Gaza pada bulan Oktober lalu, lebih dari 10.000 orang diperkirakan telah tewas, dengan sebagian besar korban adalah warga sipil. Infrastruktur medis, rumah sakit, serta fasilitas umum lainnya hancur dalam serangan udara yang terus-menerus.
PBB memperkirakan lebih dari 2 juta warga Gaza kini terjebak dalam kondisi yang sangat mengerikan, tanpa akses ke pasokan medis yang cukup, air bersih, dan listrik. Banyak dari mereka yang terluka atau sakit tidak bisa mendapatkan perawatan yang memadai karena fasilitas medis yang ada juga rusak parah.
Harapan untuk Gencatan Senjata dan Akses Bantuan
Para pemimpin dunia dan organisasi kemanusiaan mengingatkan bahwa situasi ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut. Desakan untuk segera melakukan gencatan senjata sementara agar distribusi bantuan bisa berjalan lancar semakin menguat. Namun, sampai saat ini, negosiasi tentang gencatan senjata masih berjalan buntu, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan atas ketidakmampuan untuk mengakhiri kekerasan.
Dalam situasi yang penuh ketegangan ini, banyak pihak berharap agar diplomasi internasional segera turun tangan untuk menyelamatkan nyawa ribuan warga Gaza yang terjebak dalam lingkaran kekerasan tanpa henti.