Mojokerto, Cyberaswaja.online- Salam Satu Komando, merupakan Intruksi yang harus dilaksanakan sampai tingkat bawah. PIMPINAN ANAK CABANG GERAKAN PEMUDA ANSOR (GP ANSOR) KECAMATAN GONDANG, menurunkan Pasukan Militansinya yaitu BANSER untuk berperan menjaga dan mengamankan NATAL 2019.
Menjaga gereja bagi Banser adalah menjaga Indonesia. Karena negeri besar ini dulu merdeka juga bukan hanya perjuangan umat muslim saja, tetapi semua kelompok termasuk. Ummat Kristiani.
Tepat di Gereja BTHEL TABERNAKEL, Desa Jati Dukuh, pasukan militan Ansor yaitu BANSER bersama aparat keamanan, bahkan ada bapak kepala Desa Jati Dukuh juga hadir di Malam Natal 2019 tersebut. Bersama sama membangun Toleransi dalam beragama.
“Malam Natal ini, mari kita tingkatkan Toleransi, Saling Menghormati, menjaga keamanan agar kondusif dan berjalan dengan baik”, ungkapnya Kades Jatidukuh bapak H. Zainul Arifin, dalam sambutanya.
Kehadiran Banser tersebut membuat Jamaah Gereja dalam melaksanakan ibadahnya merasa Adem, bentuk Toleransi yang diberikan kepada ummat Kristiani ini, merupakan sikap Banser bawa kita saudara sebangsa dan setanah Air Indonesia, karena NKRI Harga mati, seyogyanya kita tetap menjaga seduluran dalam menjalankan ibadah walau berbeda agama.“Sesuai Instruksi dari Ketua PAC GP Ansor kami hadir menjalankan tugas, sebagai bentuk Toleransi beragama, daerah kami kondusif, dan jamaah gereja senang dan adem”. Tegas Anggota BAGANA Banser Kab.mojokerto Sahabat Amir. (WakGenk/Infokom).Foto:sambutan Kades Jati Dukuh BPK. H. Zainul ArifinFoto: anggota Banser PAM Keamanan Depan GerejaFoto: Malamnl Natal 2019 Di Gereja JatidukuhFoto: Banser bersama aparat keamanan SetempatFoto: sahabat banserAmir BAGANA (Banser Tanggap Bencana) Kab.Mojokerto
Strategi yang kini diusung SorBan Naga sangat jelas: meraih hati pelaku UMKM dan membangun ekosistem kepercayaan berbasis lokal. Namun demikian, tim juga menyadari bahwa SorBan Naga bukan sekadar platform jual beli barang, melainkan berfokus pada jasa dan pelayanan.
Kabupaten Mojokerto semakin siap menghadapi bencana! Pada 18 Maret 2025, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Mojokerto resmi dikukuhkan di Royal Hotel Trawas. Acara ini disahkan oleh Wakil Bupati Muhammad Rizal Octavian dan ditandatangani oleh Bupati Dr. H. Muhammad Al Barra, Lc., M.Hum.
BANSER yang dikenal dengan semangat perjuangan kemanusiaan tanpa memandang ras atau politik, mengalami penolakan dari raja-raja Bali saat menggelar Apel Kesetiaan. Ironisnya, acara ini bertepatan dengan Muktamar PKB yang hanya berjarak tidak terlalu jauh. Tanpa koordinasi yang baik, kegiatan BANSER ini justru menimbulkan gesekan, bahkan perintah untuk memulangkan pasukan BANSER dilakukan secara tiba-tiba. Di tengah memanasnya hubungan PBNU dan PKB, kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang netralitas dan komitmen BANSER. Bagaimana tanggapan mereka?