Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini dan AnalisisSejarah

KH. HASYIM ASY’ARI MENYEBUT HAJI ILYAS PENARIP MOJOKERTO HADRATUSSYEH

×

KH. HASYIM ASY’ARI MENYEBUT HAJI ILYAS PENARIP MOJOKERTO HADRATUSSYEH

Sebarkan artikel ini
SORBANSANTRI.COM

Mbah Sholeh adalah pendiri Pesantren Penarip Kota Mojokerto yang memiliki pengetahuan luas. Beberapa kitab rujukan pesantren beliau hafal luar kepala. Kedalaman ilmu agama itu membuat banyak orang menaruh hormat, termasuk Mbah Hasyim Asy’ari Tebuireng.

Buktinya, sebuah surat bertulis tangan dengan menggunakan huruf pego dibuat Mbah Hasyim untuk Mbah Sholeh Penarip. Surat yang dibuat pada bulan Rabiuts-tsani tahun 1359 H yang bertepatan dengan bulan Juli/Agustus 1940 itu nampaknya ditulis sebagai jawaban atas surat Mbah Sholeh pada pengasuh pesantren Tebuireng tersebut.

Example 325x300

Tidak ada hal khusus dijelaskan pada selembar surat tersebut. Dinyatakan di dalamnya bila pesan Mbah Sholeh melalui utusan bernama Ghozali telah diterima dan jawabannya diberikan secara lisan melalui utusan tersebut. Tampaknya hal yang dibahas merupakan persoalan yang “rahasia” sehingga tidak bisa dituliskan langsung. Jawaban hanya diberikan dengan perantaraan seorang utusan yang bisa dipercaya.

Yang menarik adalah dalam surat itu Mbah Hasyim menyebut nama Mbah Sholeh dengan sebutan penghormatan “Hadratussyeich Haji Mohammad Ilyas”. Tentu bukan sebutan biasa dari seorang Rois Akbar NU pada seseorang kyai pesantren yang kebesarannya tidak sekondang Tebuireng. Sebutan yang sepertinya menunjukkan ke-aliman Mbah Ilyas dalam pandangan Mbah Hasyim. Sebutan hadratussyeich hanya diberikan pada orang tertentu saja dengan kualifikasi keilmuan tinggi. Selain itu, tentu Mbah Hasyim tahu bila Moh. Ilyas/Mbah Sholeh merupakan karib sekamar dari tokoh terkenal masa itu, Kyai Khozin Siwalanpanji, saat mondok di Japanan Pasuruan.

Moh. Iyas dalam surat itu adalah nama kecil Mbah Sholeh Penarip. Nama yang digunakan saat menuntut ilmu diberbagai pesantren. Nama Moh Sholeh digunakan setelah Moh Ilyas naik haji. Sebutan Moh. Ilyas masih digunakan Mbah Hasyim untuk menyebut sejawatnya itu.

Surat korespondensi semacam itu biasa dilakukan antar tokoh untuk mendiskusikan satu persoalan yang butuh pemecahan. Sangat dimungkinkan diskusi itu membahas masalah fiqh menyangkut problem sosial yang berkembang di Mojokerto. Sayangnya, Mbah Sholeh tidak pernah menceritakan apa jawaban yang diterima melalui Ghozali itu.

Menurut cerita, dulu ada beberapa lembar surat korespondensi antara Mbah Sholeh dengan Mbah Hasyim. Komunikasi literal antar tokoh dengan keilmuan setara guna membahas masalah fiqhiyah. Setidaknya ada 4 buah yang sekarang hanya tersisa satu itu saja.

Surat yang sekarang disimpan oleh dzuriyah Pesantren Penarip itu mungkin tidak memiliki kandungan yang penting karena tidak menjelaskan persoalan tertentu. Tetapi karena dibuat oleh Mbah Hasyim maka surat yang sudah berlubang dibeberapa bagian hingga perlu dilaminasi untuk menyelamatkannya itu memiliki nilai intrinsik tinggi. Sungguh surat yang sangat layak untuk disimpan.

Sidiwangun, 10 April 2018

Example 300250
Example floating

Pesan Bijak

SORBANSANTRI.COM
Berita

Pelantikan dan pengukuhan pengurus MUI kecamatan se-Kabupaten Mojokerto untuk masa khidmat 2025-2029 berlangsung sukses. Acara bergilir di pendopo kecamatan sejak 3 hingga 29 Desember 2024 ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum MUI Kabupaten Mojokerto, Drs. KH. Cholil Arphaphy, MM

SORBANSANTRI.COM
Berita

Ikfina Fahmawati dan Sa’dulloh Syarofi (Gus Dulloh) melakukan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren Ploso, Kediri untuk bertemu dengan Gus Kaustar, pengasuh pesantren tersebut. Dalam pertemuan yang penuh keakraban ini, Ikfina dan Gus Dulloh membahas berbagai isu sosial dan keagamaan serta mempererat tali persaudaraan dengan komunitas pesantren.

SORBANSANTRI.COM
Berita Utama

MWC NU Pacet mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan lingkungan di Kecamatan Pacet dari ancaman kerusakan. Dengan polusi, perburuan liar, dan perubahan fungsi lahan yang merusak ekosistem, MWC NU Pacet mengeluarkan rekomendasi konkret untuk desa-desa di wilayah ini. Mereka menggalakkan pengelolaan sampah yang lebih baik, pengawasan ketat terhadap perburuan liar, pelestarian fungsi lahan, dan pendidikan lingkungan bagi masyarakat. Upaya ini bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem, menjaga kualitas hidup, dan melindungi kesehatan masyarakat. Bergabunglah dengan gerakan ini untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.