sorbansantri.com – Starlink, layanan internet yang menggunakan jaringan satelit dengan orbit rendah, direncanakan mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 2024. Dengan kemampuan menyediakan akses internet hingga ke sudut desa terpencil, Starlink menjadi solusi menarik di negara kepulauan seperti Indonesia. Kebutuhan akan koneksi internet yang stabil dan cepat semakin mendesak, dan Starlink dianggap mampu memenuhi kriteria ini.
Keunggulan Starlink
- Latensi Rendah: Berkat penggunaan satelit di orbit rendah (LEO), Starlink menawarkan latensi yang lebih rendah dibandingkan internet satelit konvensional. Ini mengurangi delay transmisi data, sangat berguna untuk konferensi video dan permainan online.
- Kecepatan Tinggi: Starlink menggunakan teknologi satelit yang menghasilkan kecepatan internet di atas rata-rata kompetitornya, menciptakan persaingan yang cukup serius bagi penyedia layanan internet lainnya.
- Tanpa Tower BTS: Hubungan Starlink dengan pelanggan via satelit menghilangkan kebutuhan akan tower BTS dan perkabelan yang kusut. Pelanggan cukup memasang “parabola mini” di rumah yang dihadapkan ke arah satelit.
- Tanpa Batasan Data: Starlink tidak membedakan jenis paket kecepatan, batasan data, dan tidak ada biaya tambahan. Pelanggan cukup berlangganan dan bisa menggunakan akses internet sepuasnya.
- Mobilitas Tinggi: Starlink sangat praktis dan memastikan semua pelanggannya terkoneksi internet di mana saja, termasuk di ketinggian permukaan bumi atau di tengah laut lepas.
Kekurangan Starlink
- Biaya Awal Tinggi: Untuk bisa berlangganan, pelanggan harus mengeluarkan biaya awal sekitar Rp7.800.000 untuk perangkat keras, dan biaya berlangganan sekitar Rp750.000 per bulan.
- Sensitif Terhadap Cuaca: Karena koneksi via satelit, Starlink sangat sensitif terhadap cuaca buruk seperti hujan lebat atau salju, serta distorsi jalur pesawat terbang.
- Memerlukan Permukaan Terbuka: Starlink membutuhkan permukaan yang luas tanpa halangan pepohonan atau gedung tinggi untuk transmisi data yang optimal. Pelanggan harus memperhatikan letak pemasangan “parabola mini”.
- Belum Terjangkau Semua Area: Meskipun bisa diakses di mana saja, tidak semua calon pelanggan di Indonesia bisa memanfaatkan layanan ini karena area yang belum tercover dan masih membutuhkan infrastruktur fisik tambahan.
- Potensi Lambat Saat Padat: Kecepatan Starlink bisa melambat karena padatnya jaringan di lokasi pelanggan atau pada waktu puncak/jam sibuk.
- Dampak Lingkungan: Semakin banyak satelit di orbit rendah menimbulkan kekhawatiran tentang polusi cahaya dan gangguan pada observasi astronomi.
Starlink menawarkan solusi internet yang menjanjikan bagi masyarakat Indonesia, terutama di daerah terpencil. Namun, perlu mempertimbangkan berbagai aspek baik keuntungan maupun kekurangannya sebelum memutuskan untuk berlangganan. (AI Sorban)