fbpx

Muhammadiyah Adopsi Kalender Hijriah Global: Akhiri Perdebatan Tahunan dan Berikan Kepastian Penanggalan Islam

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

Berita Video

Jakarta, SorbanSantri.com – Muhammadiyah telah menerapkan dalam menentukan awal bulan Hijriah yang diluncurkan bertepatan dengan momen 1 Muharram 1446 Hijriah tahun ini.

Momen penerapan KHGT ini juga menandai Muhammadiyah meninggalkan kriteria wujudul hilal untuk penentuan awal bulan Hijriah yang telah digunakan sebelumnya.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menjelaskan dikembangkannya KHGT oleh Muhammadiyah sebagai respons terhadap strategis yang dirumuskan pada Muktamar 48 lalu di Surakarta.

Dalam rumusan Muktamar 48 itu, Mu’ti mengatakan KHGT untuk merespons tantangan dalam konteks keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Artinya KHGT tidak hanya untuk urusan-urusan ibadah khusus saja.

Ia mengatakan kompleksitas isu dalam KHGT juga beririsan dengan isu politik, baik itu di level nasional maupun . Selain kompleks, KHGT juga menjadi isu yang dinamis ditinjau dari manhaj dan konsekuensi dari penggunaannya.

“Sehingga muncul kritik ketika mendekati Bulan Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha selalu ada debat tahunan yang masalahnya selalu berulang. Apakah hilalnya sudah muncul atau belum?” kata Mu’ti dikutip di laman resmi Muhammadiyah.

Mu’ti berharap dengan diterapkannya KHGT ini tak lagi muncul perdebatan tahunan tersebut. Sehingga energi umat tidak terkuras lantaran masih ada urusan lain yang menunggu untuk segera diatasi.

Baca Juga  SBM = usaha perekonomian baru Ansar-Banser NU di Mojokerto

Abdul Mu’ti memandang KHGT ini tidak hanya menjawab perdebatan tiga penting umat Islam itu saja, tapi juga untuk memberikan kepastian waktu-waktu penting yang lain termasuk jadwal salat sehari-hari, perjanjian, dan seterusnya.

Ketika dengan perwakilan dari Islamic Society of North America (ISNA), Abdul menceritakan, bahwa ISNA saat ini juga menggunakan penanggalan metode hisab.

Karena hisab memberikan akurasi kalender yang berjangka panjang, ia mengatakan ISNA dapat membuat kesepakatan dengan Sekjen PBB supaya di waktu awal Syawal PBB tidak menyelenggarakan sidang sebab umat merayakan Idulfitri.

“Sidang ditiadakan pada saat Idulfitri untuk menghormati orang Islam yang merayakan Idulfitri itu. Karena itu perhitungan kalender yang menggunakan hisab itu memiliki kepastian sehingga ISNA bisa memberikan informasi kepada Sekjen PBB mengenai kapan Idulfitri, dan bisa disinkronkan dengan jadwal persidangan,” ungkapnya.

Sebelumnya Muhammadiyah menerapkan kriteria wujudul hilal ketika menentukan awal bulan hijriah. Kriteria ini mensyaratkan awal bulan Hijriah berlaku jika konjungsi atau kesegarisan matahari, bulan, dan yang menandai baru bulan terjadi sebelum maghrib dan ketinggian bulan saat itu sudah di atas ufuk. Wilayah berlakunya kriteria ini hanya di Indonesia. (AI Sorban)

@beritasorban Muhammadiyah baru saja menerapkan Kalender Hijriah Global Tunggal atau KHGT, mengakhiri penggunaan kriteria wujudul hilal dalam penentuan awal bulan Hijriah. KHGT ini dikembangkan sebagai respons dari isu strategis yang dibahas pada Muktamar 48 di Surakarta, untuk menjawab tantangan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menjelaskan bahwa KHGT diharapkan mengakhiri perdebatan tahunan terkait penentuan awal Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha. Kalender ini juga memberikan kepastian jadwal ibadah harian dan kegiatan penting lainnya. Menariknya, ISNA yang juga menggunakan metode hisab, telah berkolaborasi dengan Sekjen PBB untuk menyinkronkan jadwal Idulfitri dengan kegiatan sidang PBB. Dengan KHGT, Muhammadiyah berharap umat Islam dapat lebih fokus pada urusan lain yang lebih mendesak. Semoga ini membawa manfaat besar bagi kita semua. #Muhammadiyah #KalenderHijriahGlobal #KHGT #Hijriah #WujudulHilal #AbdulMuti #ISNA #PenanggalanIslam #Muktamar48 #SorbanSantri #fyp #foryou ♬ suara asli Sorban Santri
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan