fbpx

Menkominfo Terkena Ransomware: Sistem Kominfo Dipertanyakan

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

Berita Video

Sorbansantri.com — Kementerian Komunikasi dan Informatika () kembali menjadi sorotan setelah dilaporkan menjadi korban serangan . Insiden ini tidak hanya memicu kekhawatiran masyarakat, tetapi juga mengungkap kelemahan serius dalam sistem keamanan data di institusi yang seharusnya menjadi pusat data terpercaya di .

Menurut Tim IT Sorban Santri, ransomware atau adalah program yang dirancang untuk mengenkripsi data dan sering kali disebut virus oleh banyak pengguna komputer atau pengembang. Serangan ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana bisa sebuah institusi sebesar Kominfo, dengan tanggung jawab yang begitu besar terhadap data privat dan publik, terkena serangan seperti ini?

Para ahli IT dari Sorban Santri menekankan pentingnya memperbarui plugin dan program yang digunakan guna menghindari serangan seperti deface hacking dan lainnya, terutama bagi pengembang yang berhubungan dengan data sensitif. Mereka juga menyoroti bahwa instansi sekelas Kominfo seharusnya memiliki sistem backup yang solid untuk melindungi data negara.

“Seharusnya sudah mengantisipasi kejadian seperti ini. Namun, kenyataannya mereka masih bisa terkena virus dan menyalahkan hacker. Ini menunjukkan perlunya pembenahan serius dalam sistem dan cara penanganan data di Kominfo, terutama menjelang tahun politik,” kata seorang ahli IT yang tidak ingin disebutkan namanya.

Baca Juga  Gagal Lawan Peretas PDN, Pemerintah Pasrah Kehilangan Data Berharga

Serangan ransomware ini, menurut para ahli, mirip dengan data yang dikompresi menggunakan WinRAR atau ZIP yang diberi password. Ini mengindikasikan adanya keteledoran dalam penanganan sistem di Menkominfo, bukan semata-mata karena serangan hacker. “Bisa jadi ini adalah script yang menyasar ke Kominfo karena kurangnya perhatian terhadap pembaruan software dan pengelolaan data,” tambah ahli tersebut.

Masyarakat dan para pengamat IT berharap agar Menkominfo segera melakukan pembenahan menyeluruh terhadap sistem keamanannya. Transparansi dan tindakan cepat dalam mengatasi dan serangan serupa di masa depan menjadi harapan utama agar kejadian ini tidak terulang, mengingat pentingnya data yang dikelola oleh Kominfo.

Tahun ini, Kominfo telah beberapa kali membuat kebijakan yang kontroversial dan dinilai blunder dalam penanganan dunia networking di Indonesia. Kebijakan seperti pemblokiran PayPal, Telegram, dan upaya membuat pengganti untuk platform sosial media X, telah menimbulkan banyak kritik dan dianggap sebagai yang kurang bijaksana.

Baca Juga  Era Digital: Kemudahan yang Mengancam Privasi, Apa Solusinya?

Kekonyolan kebijakan-kebijakan tersebut semakin memperkuat pandangan bahwa Kominfo perlu segera berbenah, tidak hanya dalam hal keamanan data tetapi juga dalam pengambilan keputusan yang lebih matang dan berdampak positif bagi masyarakat. Kepercayaan publik terhadap kemampuan Kominfo dalam mengelola data dan jaringan informasi di Indonesia kini berada di titik nadir, dan diperlukan langkah konkret untuk memulihkannya. (AI Sorban)

@beritasorban Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dilaporkan menjadi korban serangan ransomware, mengungkap kelemahan serius dalam sistem keamanan data mereka. Tim IT Sorban Santri menyoroti pentingnya pembaruan rutin dan sistem backup yang solid, terutama bagi instansi sebesar Kominfo yang menangani data privat dan publik. Insiden ini menambah daftar panjang kebijakan kontroversial Kominfo tahun ini, termasuk pemblokiran PayPal dan Telegram, serta upaya menggantikan media sosial X. Masyarakat agar Kominfo segera berbenah dan memperbaiki sistem keamanannya, demi mengembalikan kepercayaan publik dan menjaga keamanan data nasional, terutama menjelang tahun politik. #KominfoKenaRansomware #KeamananDataBobrok #BlunderKominfo #KepercayaanPublik #ransomeware #ddos #fyp #fypシ゚viral #breakingnews ♬ suara asli – Sorban Santri
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan