Gaza, 25 November 2024 – Konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina telah menyebabkan jumlah korban tewas di Gaza melonjak secara dramatis. Menurut laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, hingga saat ini, jumlah korban jiwa akibat serangan udara dan serangan darat Israel telah mencapai 44.176 orang. Dari jumlah tersebut, 17.492 di antaranya adalah anak-anak, yang menyoroti dampak tragis konflik ini terhadap generasi muda Palestina.
Serangan intensif yang dimulai sejak awal Oktober 2024 telah mengakibatkan kehancuran besar di seluruh wilayah Gaza. Infrastruktur vital seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas air bersih hancur, sementara populasi sipil terus menghadapi kondisi yang semakin memprihatinkan. Banyak korban berasal dari keluarga yang terjebak dalam serangan udara yang tak terhitung jumlahnya, dengan sedikit perlindungan dari serangan tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta kelompok hak asasi manusia internasional telah mengecam serangan ini dan mendesak agar segera dihentikan. Mereka menyoroti bahwa serangan terhadap infrastruktur sipil dan korban jiwa yang terus meningkat merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional yang mengatur perlindungan terhadap warga sipil dalam konflik bersenjata.
Di tengah krisis ini, banyak anak-anak terjebak dalam reruntuhan bangunan, kehilangan keluarga mereka, dan menderita trauma psikologis yang mendalam. Pusat-pusat medis di Gaza melaporkan kewalahan dengan jumlah pasien yang terus meningkat, sementara pasokan obat dan peralatan medis semakin terbatas.
Keprihatinan internasional juga terus berkembang seiring dengan upaya diplomatik yang semakin intensif untuk menghentikan kekerasan dan mencapai gencatan senjata. Namun, hingga saat ini, perundingan masih menemui jalan buntu, sementara penduduk Gaza terus berjuang untuk bertahan hidup di tengah kekerasan yang tak berkesudahan.
PBB dan organisasi internasional lainnya terus menyerukan penghentian kekerasan dan akses kemanusiaan yang lebih besar untuk membantu mereka yang terkena dampak, khususnya anak-anak dan keluarga yang kehilangan tempat tinggal. Namun, tantangan untuk mencapai gencatan senjata yang permanen tetap besar, dengan ketegangan yang terus meningkat di wilayah tersebut.