Kirap Ancak dan Tumpeng Warnai Suasana Meriah Ruwah Desa Wotanmas Jedong

Mojokerto.Sorbansantri.com – Setiap memasuki bulan ruwah (istilah jawa) atau dalam istilah islam di sebut dengan bulan sya’ban banyak masyarakat di berbagai daerah melakukan budaya sedekah bumi sebagai wujud rasa terima kasih kepada leluhur yang telah berjasa untuk membabat alas sebagai bumi pijakan mereka.

Salah satunya desa Wotanmas Jedong kecamatan Ngoro kabupaten Mojokerto,pada hari minggu pagi (20-03-22) melaksanakan kegiatan uri uri budoyo jowo yang di kemas dalam acara ruwat desa atau perayaan sedekah hasil bumi yang bertempat di pelataran kawasan cagar budaya wisata candi jedong.

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut kepala Desa Wotanmas Jedong Bapak Anang Wijayanto beserta perangkatnya, ketua dewan kabupaten Mojokerto H. Munajat, SH, ketua LPM,BPD Desa Wotanmas Jedong, petugas cagar budaya kabupaten Mojokerto, beserta elemen masyarakat sekitarnya, tak lupa juga kyai Sulaiman sebagai penceramah agama.

Ada yang unik dari perayaan ini, dimana dari mulai pukul 09.00 pagi banyak warga yang sudah berdatangan menunggu iring iringan tumpeng datang,yang di bawah oleh perwakilan warga setiap RT yang ada di desa tersebut, tak ayal suasana berdesakkan pun mengiringi kemeriahan, sampai sampai ancak baru datang dan acara belum di mulai sudah di serbu dan menjadi rebutan oleh warga yang sudah menunggunya, namun itu hal wajar karena sudah menjadi budaya dan tradisi dari dulu.

Baca Juga  Ranting NU Canggu bertahlil untuk syuhada NANGGALA 402

Acara yang di gelar rutin setiap setahun sekali ini sempat terhenti beberapa tahun karena suasana masih pandemi kala itu, tetapi di tahun ini suasana sudah berangsur normal di manfaatkan oleh warga untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan diiringi hiburan wayang kulit.

Menurut Eka salah satu perwakilan dari perangkat desa dalam sambutannya mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak atas terlaksannya acara ini yang begitu super meriah, dan beliau merasa banggga karena melihat antusias warganya yang kompak guyub bersama sama melestarikan budaya yang sudah menjadi agenda tahunan ini, ucapnya

Menurut ustad Sulaiman sebagai penceramah agama mengatakan bahwasanya kegiatan ini sangat positif sekali karena di dalamnya mengandung unsur filosofi sedekah, karena barang siapa yang mau bersedekah akan di jauhkan dari segala musibah baik bencana maupun sebagainya, beliau juga mendoakan semoga warga jedong selalu makmur, barokah, dan semoga selalu di beri ketakwaan dan iman oleh Allah SWT, rezeki yang banyak halal dan barokah, di sela sela cerahmahnya beliau juga bercanda dalam banyolannya “ngene di kabarno jare Sulaiman lumpoh, gak iso lapo lapo nyatane Saiki jek seger waras ngene hare,kok cek gak entose seng gawe kabar iku, geting aku” (Begini kok kabarnya Sulaiman lumpuh tidak bisa apa apa tapi ternyata sehat selalu,gak lihat apa yang bilang itu) warga pun tertawa terbahak bahak mendengar banyolan beliau yang kondang dengan kata kata ” Sae Sae mawon geh” dan acara pun di akhiri dengan doa oleh beliau.

Baca Juga  MENYERANG PEMERINTAH DALAM KESEMPITAN

Semoga tradisi seperti ini tidak akan sirna tergerus oleh peradapan jaman dan semoga tetap langgeng sampai generasi ke generasi.

(Hasan-Ngoro sorban)

Tinggalkan Balasan