Cyberaswaja.online|Ngoro — Pimpinan Pusat Rijalul Ansor (PP RA) Gus Abdul Latif nampak bahagia dan terharu dengan semangat para kyai muda NU dan Ustadz-ustadz Muda di Mojokerto.
Saat memberikan sambutan pada penutupan Dirosah Kader Ula II (DKU-II) yang digelar Pengurus Anak Cabang Rijalul Ansor Kec. Ngoro Kab. Mojokerto tersebut beliau menyatakan syukur dan kekagumannya atas antusias ratusan peserta dari Jumat (24/1) siang hingga Ahad (26/1) sore ini. Beliau juga mengingatkan tugas berat Rijalul Ansor. 26/01/2020
Selain Gus Latif, hadir juga Ketua PW Rijalul Ansor Jatim dan jajaran pimpinan PC GP ANSOR dan MWC NU Kec. Ngoro berserta badan-badan otonom, termasuk pengasuh Pondok Pesantren Sabilillah, KH. Muallimin.
“Saya sangat terharu, kegiatan DKU ini diikuti ratusan kader Kyai Muda. Bahkan ada Peserta yang datang dari luar PC Mojokerto. Naik bus dari Lamongan kemari. Ada juga dari PC Gresik dan Sidoarjo. Menempuh berjam- jam perjalanan hanya untuk bisa mengikuti DKU-II ini. Sungguh semangat yang luar biasa untuk berkhidmad di Ansor. Apalagi kegiatan seperti ini tidak gratis. sahabat-sahabat harus membayar sendiri untuk bisa ikut Dirosah ini. Subhanallah, semoga ini menjadi bukti agar dipantaskan dan diakui menjadi santri Mbah Hasyim Asy’ari dan para Muassis NU,” kata Gus Latif memberikan sambutan pada hari Ahad (26/1/2020), disambut tepuk tangan para hadirin.
Dihadapan ratusan peserta DKU-II Gus Latif juga mengatakan bahwa masa depan NU dan Indonesia ada di tangan kader-kader Ansor. Merekalah yang akan menjadi para pemimpin NU dan generasi masa depan.
“Pengkaderan seperti ini sangat penting, karena akan membuka pikiran dan menambah wawasan generasi muda NU agar lebih fokus dalam pergerakan, menyebarkan ideologi Islam Nusantara yang rahmatan lil alamin demi membendung laju ideologi yang membahayakan NKRI.
Ini tugas berat tapi harus kita lakukan demi meneruskan perjuangan para masyayikh” tambahnya.
Gus Latif mengatakan, kader muda NU di semua lini harus bergerak demi menjaga warisan yang agung ini. Terlebih lagi Rijalul Ansor yang memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk membentengi aqidah warga NU dari rongrongan ideologi yang memecah belah negeri ini.
” NU dan Indonesia tidak bisa dipisahkan. Ini adalah warisan perjuangkan para muassis NU. Tanggung jawab kita untuk menjaganya. Di tangan ANSOR hal ini dipertaruhkan. Kita harus siap melawan segala bentuk gerakan yang membahayakan aqidah Aswaja An Nahdliyyah dan keutuhan NKRI”,pungkasnya.
Upacara penutupan DKU-II yang dilaksanakan di halaman Pondok Pesantren Sabilillah, Watusari Ngoro ini ditutup dengan doa dari para Kyai NU dilanjutkan dengan pembacaan baiat kader.
Keharuan pun terasa saat dimulainya prosesi siraman sebagai tanda kelulusan kader.
Banyak peserta yang tak mampu lagi membendung air matanya saat lantunan sholawat mengiringi proses hormat dan mencium bendera merah putih, bendera NU dan Ansor. Banyak tamu undangan mengalami hal yang sama. Seolah turut merasakan betapa beratnya ingin menjadi santri yang diakui oleh Mbah Hasyim Asy’ari.
Menjelang Maghrib prosesi baiat selesai dan acara ditutup dengan sungkeman kepada para Kyai. (Ki Narto/Ketua Panitia/Pengurus Rijalul Ansor Cabang)