sorbansantri.com– Tirakat Nyai Sholichah setiap malam memilih dan memilah biji-biji beras terbaik dari karung, sembari terus melantunkan shalawat, satu shalawat untuk sebiji beras, tahap demi tahap hingga periuk nasi pun terisi dan siap untuk dimasak di pagi hari.
Tidak ada yang boleh menyentuh nasi yang mengandung shalawat itu selain ayah mertuanya Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, suaminya KH Wahid Hasyim, dan anak sulungnya Abdurrahman Ad Dakhil. Hanya untuk ketiga laki-laki istimewa itu. Dan, nasi itu pelan namun pasti menumbuhkan Durrahman hingga cukup usia. Ya, Abdurrahman Addakhil itulah Gus Dur.
“Saya benar-benar tidak tahu hingga usia berapa #GusDur kecil mendapat perilaku istimewa seperti itu dari ibundanya. Saya hanya penasaran, selain Gus Dur memang sosok jenius secara personal, sosial, dan spiritual, faktor apakah yang menjadikan Presiden Republik Indonesia ke-4 ini bisa sehebat itu semasa hidupnya. Dan, saya memperoleh jawaban dari Dr Ngatawi al-Zastrouw, asisten Gus Dur. “Bu Nyai Solichah betul-betul men-shalawati beras itu sebiji demi sebiji,” ucapnya.” [Candra Malik]