fbpx

INI TULISAN YANG ADA DI TONGKAT NABI MUSA

  • Bagikan
SORBANSANTRI.COM

SORBAN

بسم الله الرحمن الرحيم..

Syekh menceritakan bahwa panjang mencapai sepuluh hasta. Tongkat ini bercabang dua. Tongkat ini merupakan salah satu bentuk mukjizat yang dianugerahkan Allah SWT kepada Nabi Musa.

Tongkat Nabi Musa ini tersebut di dalam Al-Qur’an. Awalnya tongkat hanya berfungsi sebagai tongkat penggembala biasa, yaitu menggiring kambing. Tetapi berkat kuasa Allah, tongkat ini memiliki banyak fungsi yang membantu Nabi Musa dalam menghadapi kedurhakaan umatnya.

Konon, tongkat Nabi Musa ini dapat menyala di kegelapan. Tentu saja hal ini sangat membantu Nabi Musa dalam menempuh perjalanan di malam hari.

Adapun catatan bijak tersebut terukir pada tongkat Nabi Musa. Catatan ini mengajarkan sikap wajar bagi penguasa, kaum dan cendekia, orang kaya, dan orang miskin. Catatan itu secara lengkap dikutip oleh Banten dalam Syarah berikut ini:

Baca Juga  GP ANSOR PAC NGORO LAKSANAKAN UPACARA BENDERA HUT RI KE 76

كل سلطان لا يعدل في سلطانه هو وفرعون سواء وكل عالم لا يعمل بعلمه هو وإبليس سواء وكل غني لا ينتفع بماله هو وقارون سواء وكل فقير لا يصبر على فقره هو والكلب سواء

“Setiap penguasa yang tidak adil dalam kekuasaannya tiada bedanya dengan Fir’aun. Setiap ulama dan ilmuwan yang tidak mengamalkan ilmunya tiada bedanya dengan Iblis. Setiap orang kaya yang tidak bermanfaat hartanya (bagi orang lain dan dirinya) tiada bedanya dengan Qarun. Setiap orang miskin yang tidak sabar atas kemiskinannya tiada bedanya dengan anjing,” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Madarijus Shu’ud ila Iktisa’il Burud, hal. 33).

Semua catatan ini mendorong penguasa untuk bersikap adil, kaum terpelajar untuk tidak mengkhianati pengetahuannya, orang kaya untuk bersikap dermawan, dan orang miskin untuk bersikap sabar. Semua sikap proporsional itu diperlukan untuk menjaga kehidupan sosial dan politik yang .

Baca Juga  HABIB LUTHFI ROADSHOW DI TEGAL, ANSOR-BANSER TURUT MENGAWAL

Sikap sabar di sini tentu saja bukan dalam pengertian pasif. Anjuran sabar itu bukan berarti menuntut orang miskin berdiam diri. Mereka yang miskin harus bergerak aktif untuk memperbaiki nasibnya di tengah kesabaran.

Yang , sikap sabar di sini bermakna pengendalian diri agar tidak kalap di tengah kemiskinan.

Wallahu A‘lam

(kalam ulama’)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan