Cerita Nabi Musa

Pada suatu hari,malaikat Izrail diperintahkan Allah utk mencabut nyawa nabi Musa.

Tiba di kediaman nabi Musa,malaikat mengetuk pintu.
“Siapa kamu?” tanya nabi Musa dr dlm rumah.
“Aku,Izrail.” jawab malaikat lantang.
“Ada perlu apa kau datang kemari?” tanya nabi Musa lagi.
“Aku diperintahkan Allah utk mencabut nyawamu malam ini.” jawab malaikat lbh lantang.

Tanpa menjawab,nabi Musa langsung membuka pintu dan memukul wajah malaikat Izrail dgn keras hingga lepaskah sebelah matanya.

Malaikat Izrail mengaduh kesakitan.
“Siapa kau berani2nya mencabut nyawaku. Tak tahukah kau siapa aku? Derajat dan kedudukanku? Pergi sana!” hardik nabi Musa dgn sombong.

Karena malaikat Izrail mengetahui kedudukan nabi Musa di sisi Allah,maka ia segera melesat ketakutan ke langit menghadap Allah.
Musa,pria gagah perkasa dan mendapat kemuliaan dr Allah shg berjuluk kalamullah,yg bisa berbicara dengan Allah.

Tiba di langit,malaikat Izrail ditanya oleh Allah, “Kemana sebelah matamu,wahai malaikatku?”
“Duhai,Rabb… Musa telah memukulku.”
“Turunlah lagi kebumi,ambil matamu. Dan perintahkan Musa naik ke puncak gunung. Katakan,aku ingin bicara dgnnya.”
“Baik,ya Rabb.”

Maka,turunlah malaikat Izrail mengambil sebelah matanya yg lepas sekaligus menyampaikan pesan Rabb-Nya pada nabi Musa.

Dan,nabi Musa pun naik gunung. Tiba disana,dia menghadap Allah.
“Wahai,Musa… kuperintahkan engkau untuk turun gunung. Dan carilah makhluk-Ku yg menurutmu paling hina dimuka bumi ini. Kuberi kau waktu seminggu. Bawalah dia kemari.” begitu perintah Allah pd nabi Musa.

Baca Juga  Kisah Mbah Maksum Lasem dan Etnis Tionghoa

Lalu,nabi Musa pun turun gunung dan mulai melakukan pencarian ke seluruh pelosok negeri,mencari makhluk yg hina.

Tiba di sebuah desa,nabi Musa melihat seorang laki2 tua,berjalan tertatih menggunakan tongkat. Rambutnya beruban,kulitnya keriput. Pakaiannya lusuh dan bau.
“Ahh,akhirnya… kutemukan orang yg hina itu.” begitu pikir nabi Musa.
Lalu dia ajak orang tua itu naik gunung utk menemui Allah. Tapi,ditengah perjalanan nabi Musa berpikir lagi,”Tunggu dulu,orang ini lbh tua drpd aku. Bisa jadi ibadahnya lbh banyak drpd aku. Sedekahnya,tahajjudnya dan amal sholehnya. Tidak mungkin,dia orang yg paling hina.”
Maka,nabi Musa menyuruh orang tua itu kembali ke desanya setelah memberinya bekal secukupnya.

Dan,nabi Musa pun melanjutkan perjalanannya.
Tiba di suatu desa,nabi Musa melihat anak kecil yg berlarian tanpa alas kaki.
Maka dia bawa anak kecil itu untuk menghadap Allah. Tapi,ditengah jalan nabi Musa berfikir, “Dia masih muda. Bisa jadi dia belum banyak berbuat dosa dan maksiat.”
Maka,dilepaskan lagi anak kecil itu.

Dan,nabi Musa melanjutkan perjalanan lagi.
Di suatu sudut pasar nabi Musa melihat seekor anjing kurap yg sedang mengais2 sampah mencari sisa2 makanan.
Pikir nabi Musa,”Akhirnya kutemukan makhluk hina ini.”
Maka dibawalah anjing itu kepuncak gunung utk menghadap Allah.
Tapi,lagi2 ditengah jalan nabi Musa berpikir,
“Bukankah anjing adalah binatang yg tak memiliki akal. Dia hanya sekedar hidup utk makan dan berkembang biak. Tak ada hisab untuknya. Tak perlu beribadah. Tak punya dosa,pun tak ada pahala.”
Maka,sekali lagi nabi Musa melepaskan anjing itu.
Sedangkan waktu yg ditentukan oleh Allah sudah habis. Tanpa membawa apa2,nabi Musa menemui Allah.
“Wahai,Musa…. angkat kepalamu.”
“Ampun,yaa Rabb… hamba malu. Hamba tak bisa memenuhi perintahMu.” jawab nabi Musa tertunduk.
“Kenapa?” tanya Allah.
Lalu,nabi Musa menceritakan tentang kisah pencariannya dan berkata, “Akhirnya,hamba sadari… makhlukMu yg paling hina adalah hamba sendiri yaa,Rabb.”
“Ketahuilah,Musa… seandainya hari ini kau menghadap Aku dan membawa salah satu dari makhluk-Ku,meskipun hanya anjing itu… maka hari ini juga akan kucabut gelar kenabianmu.
Akulah satu2nya yg berhak menyombongkan diri,wahai Musa.” kata Allah.
“Hamba mengerti,yaa Rabb. Ampunilah kekhilafan hamba.”
Dan,nabi Musa pun bersujud seraya berdzikir mengagungkan Rabb-Nya.

Baca Juga  KITA AMBIL HIKMAHNYA DARI KISAH SUMUR USMAN

Smoga kita dpat mngambil makna crita ini..

Tinggalkan Balasan